Mahasiswa Unitri Malang Ubah Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik Cair

TIMESINDONESIA, MALANG – Udara pagi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, dipenuhi semangat delapan mahasiswa Agroteknologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang. Dengan penuh dedikasi, mereka menggulirkan program Pengabdian Masyarakat Tematik (PMT) bertema “Pemanfaatan Limbah Ternak sebagai Pupuk Organik Cair”.
Ditemani Dennis Wibowo, S.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing Lapang, mereka membawa inovasi yang tidak hanya bernilai akademis tetapi juga bermanfaat langsung bagi masyarakat. Para petani yang selama ini membuang limbah kotoran ternak ke sungai, kini diberi solusi konkret: mengolahnya menjadi pupuk organik cair yang bernilai tinggi.
Advertisement
“Selain mengurangi pencemaran lingkungan, pupuk organik cair ini dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen. Selain itu, metode ini juga membantu petani mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang semakin mahal,” jelas Dennis Wibowo saat memaparkan manfaat dari inovasi ini.
Transformasi Limbah: Dari Polusi Menjadi Solusi
Mahasiswa turun langsung ke lapangan, mulai dari pengumpulan limbah ternak, proses fermentasi dengan campuran Effective Microorganisms 4 (EM4) dan molase, hingga tahap uji coba pada tanaman lokal.
Langkah demi langkah mereka lalui dengan penuh ketelitian dan semangat, menyadari bahwa ilmu yang mereka bawa dapat mengubah pola pertanian warga menjadi lebih ramah lingkungan.
Kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan begitu terasa dalam setiap prosesnya. Tidak hanya sekadar memberikan pelatihan, mereka juga memastikan bahwa petani memahami manfaat jangka panjang dari pupuk organik ini.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas. Terutama dari kelompok tani yang langsung merasakan manfaat dari penerapan metode ini.
Salah satu peserta PMT, Regina, mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan wawasan baru baginya. “Kami belajar langsung cara mengolah limbah ternak menjadi pupuk yang bermanfaat bagi petani. Program ini memberi saya pemahaman mendalam tentang pentingnya pertanian berkelanjutan. Tidak hanya teori di kelas, tetapi kami juga bisa langsung melihat dampaknya di lapangan,” ujarnya penuh semangat.
Dampak Nyata untuk Masa Depan Pertanian
Dampak dari program ini tidak hanya sebatas edukasi. Dengan keberhasilan uji coba, masyarakat kini memiliki peluang untuk menjadikan pupuk organik cair sebagai sumber pendapatan tambahan.
“Kami terus mendukung inisiatif ini agar produk pupuk organik buatan warga nantinya bisa dipasarkan lebih luas,” tambah Dennis Wibowo.
Para petani kini memiliki opsi yang lebih baik dalam mengelola pertanian mereka. Selain ramah lingkungan, pupuk organik ini juga meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen. Ini menjadi langkah besar menuju pertanian berkelanjutan yang lebih efisien dan mandiri.
Membangun Masa Depan Hijau Bersama
Program ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan dedikasi dan kepedulian. Mahasiswa Unitri telah menunjukkan bahwa dengan ilmu, kepedulian, dan kerja sama, inovasi sederhana bisa membawa perubahan signifikan bagi masyarakat.
Dengan sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat, diharapkan inovasi ini terus berkembang dan memberi dampak yang lebih luas. Desa Tulungrejo kini tidak hanya memiliki lahan pertanian yang lebih subur, tetapi juga generasi muda yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
Ke depan, program ini akan terus didampingi agar manfaatnya semakin luas. Dengan harapan besar dan semangat yang tidak padam, mahasiswa Unitri Malang telah menjadi bagian dari solusi bagi pertanian berkelanjutan di Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rifky Rezfany |