Pendidikan

Hebat! Pelajar Lamongan Ikut Global Youth Summit Secara Virtual

Selasa, 18 Februari 2025 - 11:20 | 53.14k
Siswa-siswi dari Indonesia, Filipina, dan Jepang, saat penutupan proyek pembelajaran lintas budaya melalui konferensi virtual Global Youth Summit (Foto: Dinas Pendidikan Lamongan for TIMES Indonesia)
Siswa-siswi dari Indonesia, Filipina, dan Jepang, saat penutupan proyek pembelajaran lintas budaya melalui konferensi virtual Global Youth Summit (Foto: Dinas Pendidikan Lamongan for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Pelajar dari tiga negara, yaitu Indonesia, Filipina, dan Jepang, sukses menutup proyek pembelajaran lintas budaya melalui konferensi virtual Global Youth Summit, Senin (17/2/2025) kemarin. 

Acara ini menjadi puncak dari perjalanan akademik selama lima bulan dalam mata pelajaran Understanding Culture, Social, and Politics (UCSP) yang diselenggarakan oleh Immaculate Conception School of Baliuag, Filipina.

Advertisement

Sejak tahun 2022, tiga sekolah di Lamongan MAN 1 Lamongan, SMAN 2 Lamongan, dan SMU Darul Ulum Sugio aktif berpartisipasi dalam proyek kolaborasi internasional ini. 

Para siswa diajak untuk berpikir kritis dalam menganalisis isu-isu global yang berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), seperti kemiskinan, ketimpangan pendidikan, perubahan iklim, dan krisis energi.

Latihan Berpikir Kritis dengan Metode Global

Dalam proyek ini, siswa menggunakan metode Tree Analysis dan PESTEL Analysis untuk memahami akar masalah dan mencari solusi. Awalnya, metode ini menjadi tantangan bagi siswa Lamongan, tetapi seiring waktu mereka semakin terbiasa dan mampu beradaptasi dengan baik.

Tahun ajaran 2024/2025 menandai kemajuan besar, di mana siswa dari ketiga negara dibagi dalam enam kelompok untuk mendalami berbagai isu global. 

Setiap Kamis, mereka mengikuti pembelajaran hybrid secara daring dan luring, serta berdiskusi melalui Zoom dan Padlet—platform digital yang digunakan untuk berbagi ide dan hasil analisis.

Tantangan & Keunikan Kolaborasi Internasional

Salah satu tantangan utama dalam proyek ini adalah komunikasi lintas budaya. Siswa Jepang memiliki kebijakan ketat dalam penggunaan media sosial dan komunikasi digital. 

Mereka hanya dapat berinteraksi melalui Padlet dan email yang difasilitasi oleh guru. Meski demikian, tantangan ini justru mengajarkan siswa untuk lebih disiplin dan kreatif dalam bekerja sama secara internasional.

Dukungan Pemerintah dan Harapan Masa Depan

Acara Global Youth Summit pada 10 Februari 2025 mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif, menyampaikan apresiasinya terhadap sekolah-sekolah yang terlibat dalam proyek ini. 

"Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada sekolah di Lamongan yang terlibat proyek ini," ucap Munif. 

Kolaborasi global ini membuktikan bahwa siswa Lamongan tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga siap bersaing dan berkontribusi di tingkat internasional. Dengan keterampilan berpikir kritis dan analisis yang terasah, mereka semakin siap menghadapi tantangan abad ke-21.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Chusnu Yuli Setyo menjelaskan, program UCSP-SDG ini menjadi bekal penting bagi siswa Lamongan yang mengikuti Science Exchange Program di Hiroshima, Jepang.

“Dengan proyek online ini, peserta sudah saling mengenal sebelum bertemu langsung di Jepang. Ini mempercepat adaptasi mereka dalam program pertukaran,” ujar Chusnu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES