Lulusan SMK di Pacitan Paling Banyak Lamar Kerja di Sektor Ritel, Pengangguran Turun

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sektor ritel modern jadi pilihan utama bagi lulusan SMK di Pacitan, Jawa Timur, untuk melamar pekerjaan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Disdagnaker Pacitan, Supriyono.
“Kalau dilihat dari pemohon kartu kuning, paling banyak itu lulusan SMK. Karena SMK kan sudah penjurusan, jadi lebih cepat masuk ke dunia kerja,” kata Supriyono kepada TIMES Indonesia, Selasa (15/4/2025).
Advertisement
Menurut dia, sektor ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart banyak membuka lowongan kerja untuk lulusan SMK. Bahkan, baru-baru ini Indomaret bekerjasama dengan SMKN 2 Pacitan untuk program magang.
"Nanti biasanya puncaknya setelah kelulusan siswa," jelasnya.
Berdasarkan data Disdagnaker Pacitan, jumlah pemohon kartu kuning atau AK1 di tahun 2023 tercatat 440 orang. Angka itu naik tipis di 2024 menjadi sekitar 450 orang. Sementara, hingga April 2025 ini sudah ada 110 pemohon.
Pengangguran Turun
Supriyono menyebut, angka pengangguran di Pacitan juga mulai menurun. Tercatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2024 berada di angka 1,56 persen, turun 0,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menariknya, lulusan perguruan tinggi justru mencatatkan angka pengangguran tertinggi, yaitu 3,38 persen. Sedangkan lulusan SMA sederajat berada di posisi kedua dengan TPT sebesar 2,74 persen.
Lapangan Kerja Masih Terbatas
Meski begitu, lapangan pekerjaan di Pacitan masih terbatas. Karena itu, pihaknya terus memotivasi para pencari kerja agar mau mencoba peluang di luar daerah.
“Kita dorong jangan hanya mengandalkan Pacitan. Saat job fair, kita beri motivasi biar anak-anak berani merantau,” tegasnya.
Saat ini, serapan tenaga kerja lokal di Pacitan masih didominasi oleh sektor industri, seperti pabrik rokok dan plywood. Tiga pabrik rokok besar yang masih beroperasi yaitu PPIS dengan 1.600 pekerja, PR Alami 600 pekerja, dan PR Sukses 500 pekerja.
“Itu pun tiap bulan ada sekitar 20 orang yang resign,” kata Supriyono.
Buka Pelatihan di Desa
Guna mengurangi angka pengangguran, Disdagnaker Pacitan juga menyiapkan pelatihan berbasis kompetensi di desa-desa mulai Mei 2025.
“Pelatihannya ada lima paket. Mulai pelatihan baja ringan, menjahit, pakan ternak, pupuk organik, sampai biofarmaka,” terangnya.
Pelatihan ini akan difokuskan di daerah penghasil tembakau. Harapannya, bisa memunculkan wirausaha kecil berbasis desa yang nantinya bisa menciptakan lapangan kerja baru.
UMK Pacitan Naik
Sebagai informasi, Upah Minimum Kabupaten (UMK) Pacitan tahun 2025 naik 6,5 persen menjadi Rp2.364.287. Kenaikan ini disepakati bersama dewan pengupahan.
Sementara, UMK Wonogiri 2025 yang jadi lokasi salah satu mitra kerja Pacitan, yakni perusahaan garment Libra Permana, hanya Rp2.180.587,5.
“Libra Permana butuh 1.000 penjahit. Kita sudah umumkan lewat media sosial, tapi karena UMK Wonogiri lebih rendah, minatnya masih kurang,” tutup Supriyono. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |