Hardiknas 2025, Probolinggo Gaungkan Spirit SAE: Transformasi Pendidikan Dimulai

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kabupaten Probolinggo tidak sekadar seremonial. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) Kabupaten Probolinggo menjadikannya sebagai momen strategis untuk meluncurkan kerangka transformasi pendidikan yang disebut SAE Pendidikan, sebuah inisiatif berbasis nilai Smart, Agile, dan Enthusiastic (SAE).
Peluncuran ini ditandai dengan kick off yang berlangsung pada Jumat (2/5/2025), diawali dengan diskusi bersama Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D). “Ini bukan sekadar seremoni, tapi awal dari gerakan perubahan,” tegas Kepala Dikdaya, Dwijoko Nurjayadi.
Advertisement
SAE Pendidikan: Kerangka Strategis Menuju Probolinggo Cerdas
Konsep SAE dirancang sebagai kerangka kerja jangka panjang pendidikan Probolinggo, dengan tiga pilar utama:
Smart: Sistem pendidikan berbasis data dan teknologi yang mengangkat kecerdasan lokal sebagai sumber keunggulan.
Agile: Kemampuan pendidikan beradaptasi cepat terhadap perubahan zaman, baik di tingkat lokal maupun global.
Enthusiastic: Membangun budaya belajar yang menggembirakan, penuh semangat, dan berkelanjutan sepanjang hayat.
“SAE bukan slogan, tapi napas baru pendidikan Probolinggo,” ujar Dwijoko.
Program 100 Hari: Science Center dan Kelas Internasional
Sebagai langkah awal, Dikdaya merancang quick wins dalam program 100 hari kerja. Salah satu terobosannya adalah pembangunan Science Center di Alun-Alun Kraksaan, yang akan menjadi ruang pembelajaran sains terbuka bagi masyarakat.
“Anak-anak harus punya ruang belajar yang menyenangkan, memantik rasa ingin tahu, dan mendorong eksperimen,” ujar Dwijoko.
Selain itu, dimulai tahun ajaran ini, kelas internasional dibuka di tiga SMP Negeri unggulan melalui kemitraan dengan Tim Kurikulum Cambridge Universitas Negeri Malang (UM). Program ini dirancang untuk menjawab tantangan global, tanpa meninggalkan akar lokal.
“Kami ingin anak-anak Probolinggo fasih menghadapi dunia, tapi tetap membumi dalam karakter bangsa,” tegas Dwijoko.
Roadmap SAE 2045: Pendidikan Berbasis Data dan Budaya Lokal
Dalam forum tersebut, Dwijoko juga memaparkan draft awal Roadmap SAE Pendidikan Probolinggo 2045. Dokumen ini menjadi panduan jangka panjang yang memuat arah kebijakan pendidikan hingga dua dekade mendatang.
Fokus utama roadmap ini mencakup:
• Digitalisasi sistem pendidikan dasar dan menengah
• Pemetaan talenta dan pelatihan guru berbasis kebutuhan daerah
• Integrasi kurikulum lokal yang menggali potensi desa, budaya, dan Agama.
“Roadmap ini adalah living document yang akan terus kami sesuaikan seiring dinamika teknologi dan kebutuhan masyarakat,” ungkap Dwijoko.
Pendidikan Sebagai Gerakan Sosial
Lebih dari sekadar urusan birokrasi, SAE Pendidikan ditegaskan sebagai gerakan sosial berbasis kolaborasi. Melalui dialog dan partisipasi aktif lintas sektor—akademisi, tokoh masyarakat, pelaku usaha, hingga guru dan siswa—pendidikan Probolinggo diarahkan untuk menjadi lebih manusiawi, progresif, dan membahagiakan.
“Mari kita bangun pendidikan dengan cinta, inovasi, dan keberanian. Karena masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkas Dwijoko.
Dengan semangat SAE yang dikumandangkan pada Hardiknas 2025 ini, Probolinggo menegaskan diri sebagai daerah yang siap menyalakan obor perubahan pendidikan. Bukan hanya cerdas dan adaptif, tetapi juga menghadirkan ruang belajar yang penuh semangat dan kebahagiaan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rifky Rezfany |