Pendidikan

Keren! Minyak Sawit Merah UMM Tangkal Mikroplastik

Selasa, 13 Mei 2025 - 09:09 | 6.46k
Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), yang juga peneliti UMM, Dr. Darmono Taniwiryono
Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), yang juga peneliti UMM, Dr. Darmono Taniwiryono
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebuah terobosan ilmiah penting berhasil dicapai oleh tim peneliti dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mereka membuktikan bahwa virgin palm oil (VPO) alias minyak sawit merah memiliki kemampuan sebagai penangkal dampak negatif mikroplastik terhadap tubuh.

Penemuan ini menjadikannya riset pertama di dunia dalam bidang ini.

Advertisement

Penelitian ini berangkat dari kekhawatiran atas cemaran mikroplastik (MP) yang telah ditemukan hampir di seluruh lini kehidupan, termasuk dalam benih tanaman pangan, produk peternakan, hingga minyak goreng yang beredar di Indonesia. 

Bahkan, jajanan gorengan pun tak luput dari kontaminasi MP, menguatkan kesimpulan bahwa mikroplastik bersifat ubiquitous — hadir di mana-mana.

Lebih mengejutkan, data dari Cornell University menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia rata-rata mengonsumsi 15 gram mikroplastik per bulan, jauh lebih tinggi dibanding Amerika Serikat yang hanya sekitar 2,4 gram. Di Indonesia sendiri, kandungan MP dalam ikan laut tercatat lima kali lebih tinggi dibanding di perairan AS.

Dengan fakta mengkhawatirkan ini, tim UMM tak tinggal diam. Mereka meneliti dampak paparan MP terhadap tikus putih, yang dikenal memiliki kesamaan biologis dengan manusia. Dalam studi ini, 15 ekor tikus dipapar mikroplastik dari botol bekas berbahan polyethylene terephthalate (PET), lalu diintervensi dengan tiga jenis minyak sawit merah komersial Indonesia.

Hasilnya sangat menggembirakan. Tikus yang diberi minyak sawit merah menunjukkan kondisi kesehatan yang jauh lebih baik dibanding kelompok kontrol. Indikator seperti kesehatan hati, usus halus, serta darah (meliputi aktivitas antioksidan dan inflamasi) mengalami peningkatan. Bahkan, kandungan mikroplastik dalam darah dan organ-organ vital seperti ginjal, pankreas, dan limpa menurun signifikan.

Yang paling mencengangkan, satu mililiter darah tikus dari kelompok kontrol mengandung hingga 161 jenis resin mikroplastik. Temuan ini memperkuat bukti bahwa mikroplastik dapat menyusup jauh ke dalam sistem tubuh dan bersifat merusak. Di sinilah VPO menunjukkan peran pentingnya sebagai antioksidan alami.

Riset ini telah dipresentasikan di dua forum ilmiah internasional bergengsi, yakni International Conference on Climate-Smart Solutions for Food Security di Pakistan dan International Conference on Science and Technology for Sustainable Development di Malang. Keduanya mengusung tema besar tentang ketahanan pangan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan.

Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Dr. Darmono Taniwiryono, menegaskan bahwa riset UMM merupakan langkah monumental yang mampu mengubah persepsi dunia terhadap minyak sawit. 

“Minyak sawit, yang selama ini dicap buruk karena isu kesehatan, kini terbukti justru menjadi solusi penangkal ancaman global bernama mikroplastik,” ujarnya.

Lebih dari sekadar hasil laboratorium, penelitian ini membuka peluang besar bagi industri hilir sawit Indonesia. Program Minyak Makan Merah (M3) yang telah diluncurkan Presiden Jokowi di Pagar Merbau dan dikuatkan oleh Menkop UKM Teten Masduki bisa menjadi gerakan nasional. Apalagi, program Makan Bergizi Gratis (MBG) Prabowo–Gibran di Asta Cita juga sangat relevan dengan potensi manfaat VPO.

Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia kini memiliki peluang langka: menjadi pelopor global dalam penyediaan pangan sehat bebas mikroplastik. Dengan dukungan riset, inovasi, dan kebijakan yang tepat, minyak sawit merah bisa menjadi solusi strategis untuk kesehatan nasional dan dunia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES