Pendidikan

Bahasa Indonesia di Mata Mahasiswi Asal Uzbekistan: Punya Prospek Kerja Beragam

Rabu, 14 Mei 2025 - 13:42 | 5.21k
Nigora, Mahasiswi Asal Uzbekistan yang tengah menempuh pendidikan BIPA di Universitas Brawijaya. (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Nigora, Mahasiswi Asal Uzbekistan yang tengah menempuh pendidikan BIPA di Universitas Brawijaya. (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Indonesia tak hanya memesona warga lokal, tetapi juga memikat hati warga dunia. Salah satunya adalah Nigora, mahasiswi asal Uzbekistan yang kini tengah menjalani Program Beasiswa Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Universitas Brawijaya (UB), Malang. Selama delapan bulan terakhir, Nigora tinggal di Indonesia untuk memperdalam kemampuan bahasa dan memahami budaya Nusantara lebih dekat.

Saat ditemui di acara Gebyar Pemelajar BIPA 2.0 Tahun 2025 yang digelar di Universitas Islam Malang (Unisma), wajah cerianya tampak antusias saat menceritakan pengalamannya belajar bahasa Indonesia.

“Saya sangat tertarik dengan bahasa Indonesia dan budaya Indonesia. Budayanya sangat beragam dan orang-orang di sini sangat ramah. Itu yang membuat saya senang tinggal di Indonesia,” ujar Nigora.

Ketertarikan Nigora terhadap bahasa Indonesia bukan hal baru. Sejak kuliah di negaranya, ia sudah menempuh studi di jurusan Bahasa Indonesia. Keputusannya itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, kemampuan berbahasa Indonesia kini memiliki nilai ekonomis dan peluang kerja yang menjanjikan di Uzbekistan.

“Di sana, banyak peluang kerja untuk orang yang bisa bahasa Indonesia, seperti menjadi penerjemah atau tour guide bagi wisatawan Indonesia,” ujarnya.

Pengalaman kerja juga sudah ia rasakan sebelum datang ke Indonesia. Nigora pernah bekerja di sebuah perusahaan travel dan sering mendampingi wisatawan asal Indonesia yang berkunjung ke negaranya.

“Banyak orang Indonesia yang berwisata kesana. Kebanyakan yang datang ke Uzbekistan ingin mengunjungi makam Imam Bukhari,” tuturnya.

Imam Bukhari merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam dan menjadi daya tarik wisata religi di Uzbekistan. Ia dikenal sebagai ahli hadis terkemuka dan penulis kitab Shahih Bukhari, yang disusun selama 16 tahun dan diakui sebagai salah satu karya hadis paling sahih.

Imam Bukhari lahir di Bukhara, wilayah yang kini menjadi bagian dari Uzbekistan, dan mendapat gelar Amirul Mukminin fil Hadits, gelar tertinggi dalam ilmu hadis. Tak heran jika makamnya selalu ramai dikunjungi, termasuk oleh warga Muslim Indonesia yang ingin berziarah ke tanah kelahiran ulama besar ini.

Kecintaannya pada bahasa Indonesia tak berhenti di program BIPA. Nigora telah mendaftar sebagai calon mahasiswa S2 di Universitas Brawijaya, mengambil jurusan linguistik. Ia berharap dapat memperdalam lagi pengetahuan tentang bahasa Indonesia secara akademik dan profesional.

“Saya sudah mendaftar kuliah S2 di UB, karena saya ingin lebih mendalami linguistik dan budaya Indonesia,” pungkasnya. (*)

Advertisement

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES