Guru Besar UIN Malang: Kepemimpinan Inklusif Kunci SDGs Pendidikan

TIMESINDONESIA, MALANG – Kepemimpinan inklusif dinilai menjadi pendekatan strategis untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Marno, M.Ag, Guru Besar Kepemimpinan Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang.
“Judul pidato saya adalah kepemimpinan inklusif dalam mewujudkan SDGs di bidang pendidikan. Di antara tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs yang keempat, bidang pendidikan adalah bagaimana menjamin pendidikan yang berkualitas dan inklusif untuk semua,” ujar Prof. Marno.
Advertisement
Ia menyebut, tantangan untuk mewujudkan pendidikan inklusif di Indonesia sangat besar, mengingat masih banyaknya kesenjangan akses, kualitas, dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.
“Ini kerja berat seiring dengan problem yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia. Karena itu menuntut semua pihak untuk bersinergi menumbuhkan kesadaran komunal dalam mewujudkan pendidikan berkualitas,” tegasnya.
Prof. Marno memaparkan bahwa gagasan tersebut merupakan hasil sintesis dari sejumlah riset yang telah ia lakukan. Salah satu temuannya adalah pentingnya membangun komunitas belajar (learning community) di lingkungan keluarga, khususnya di kawasan urban.
“Bagaimana peran keluarga yang memiliki mindset inklusif seiring tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan pembelajaran dalam keluarga,” jelasnya.
Ia juga melakukan penelitian di daerah Trenggalek tentang transformasi pendidikan bagi masyarakat usia lanjut. Menurutnya, pendidikan sepanjang hayat bisa dijalankan asalkan ada pemimpin komunitas yang mampu membangun kesadaran bersama.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk terus belajar dapat tumbuh bahkan pada kelompok usia lanjut, ketika ada sosok penggerak yang memberi contoh nyata,” tambahnya.
Tak hanya itu, riset lain juga dilakukan di lembaga pendidikan formal, baik sekolah maupun perguruan tinggi, yang menyoroti pentingnya kepemimpinan egaliter dan partisipatif.
“Model kepemimpinan inklusif itu relevan dan efektif seiring dengan tantangan yang dihadapi bangsa dan negara kita,” tandas Prof. Marno.
Ia menekankan, kepemimpinan inklusif dapat menciptakan suasana belajar yang demokratis, menghargai keberagaman, dan memberi ruang partisipasi setara bagi semua pihak. Dengan pendekatan ini, tujuan SDGs bidang pendidikan yang menjamin pendidikan inklusif dan berkualitas bagi semua lapisan masyarakat bisa lebih mudah dicapai. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |