Pendidikan

Mahasiswa Pascasarjana dari 6 Negara Asia Didorong Kolaborasi untuk Pertanian Berkelanjutan

Senin, 02 Juni 2025 - 20:08 | 9.37k
Direktur SEARCA dan Kepala Sekretariat UC, Dr. Mercedita A. Sombilla dan Kepala UPT IAA UB, Dr Didik Hartono dalam pembukaan 10th UCGF di UB, Senin (02/06/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Direktur SEARCA dan Kepala Sekretariat UC, Dr. Mercedita A. Sombilla dan Kepala UPT IAA UB, Dr Didik Hartono dalam pembukaan 10th UCGF di UB, Senin (02/06/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa pascasarjana dari enam negara Asia didorong untuk menjalin kolaborasi lintas batas guna memajukan sektor pertanian yang berkelanjutan. Pesan ini mengemuka dalam 10th University Consortium Graduate Forum (UCGF) yang diselenggarakan oleh SEARCA (Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture) di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Senin (2/5/2025).

Forum yang menjadi ajang tahunan ini dihadiri perwakilan dari 18 perguruan tinggi di Asia, dan menjadi panggung berbagi riset serta membangun jejaring akademik antarmahasiswa magister dan doktoral.

Advertisement

Kepala UPT International Academic Affairs (IAA) UB, Dr. Didik Hartono, S.S., M.Pd, menyebut forum ini sebagai peluang besar untuk memperkuat kerja sama akademik dan membangun publikasi riset kolaboratif.

“Mereka sharing tentang hasil-hasil riset mereka, dan kemudian nanti akan menjadi sebuah joint research, dan kemudian joint publication. Itu membangun nuansa akademis di antara beberapa perguruan tinggi yang terkait,” ujar Didik.

Sementara itu, Direktur SEARCA dan Kepala Sekretariat University Consortium, Dr. Mercedita A. Sombilla, menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan inovasi dan teknologi dalam menghadapi kompleksitas global.

“Kita sekarang menghadapi banyak tantangan. Yang pertama adalah perubahan iklim. Tentu saja, produktivitas pertanian masih perlu terus ditingkatkan,” ujarnya.

Mercedita menjelaskan bahwa konflik global dan perang tarif turut memberikan dampak besar terhadap ketahanan sektor pertanian, meski negara-negara Asia tidak terlibat langsung.

“Ini sangat berdampak meskipun kita tidak berada di wilayah tersebut,” imbuhnya.

Menurutnya, transformasi sektor pertanian yang berkelanjutan dan tangguh hanya bisa dicapai jika generasi muda, khususnya mahasiswa pascasarjana, diberdayakan untuk mengembangkan dan mengadopsi teknologi yang relevan.

“Kita harus benar-benar memperkuat sektor pertanian kita sendiri. Pengembangan teknologi dan inovasi sangat penting, dan ini harus dilakukan melalui penguatan peran generasi muda,” tegas Mercedita.

“Kita ingin memperkuat mereka agar dapat mengadopsi teknologi ini dan benar-benar mengembangkannya, supaya mereka bisa digunakan oleh masyarakat,” lanjutnya.

Melalui forum ini, SEARCA berharap dapat memperluas kontribusi akademisi muda di Asia dalam menjawab tantangan global sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian berkelanjutan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES