Peristiwa Daerah

Perjuangan Juvita, Pelajar SD yang Ikut UN dengan Kaki Membusuk

Selasa, 17 Mei 2016 - 13:45 | 124.96k
Juvita saat mengerjakan UN di rumah, Selasa (17/5/2016) (Foto: Iqbal/Probolinggo TIMES)
Juvita saat mengerjakan UN di rumah, Selasa (17/5/2016) (Foto: Iqbal/Probolinggo TIMES)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Tak seperti 47 pelajar SDN Pesisir 2, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo lainnya, Juvita Makrifatul Risti Jannah (13) menjalani Ujian Nasional di rumahnya, Jl Galunggung nomor 76, RT 4/RW 5, Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.

Itu terpaksa dijalani karena sakit yang dideritanya sejak delapan bulan terakhir. Kaki kiri Juvita membusuk dan bernanah, mulai dari lutut hingga kaki. Penyakit itu, kini bahkan menjalar ke paha anak dari pasangan Hapur (41) dan Juharmini (42) tersebut.

Karena penyakit itu, sehari-hari Juvita hanya terbaring di ranjang. Bila sedang nyeri, Juvita yang tubuhnya kurus kerontang, tak bisa tidur sepanjang malam. Ia terus merintih menahan sakit yang sangat.

Tapi, penyakit itu tak membuat Juvita menyerah. Terutama dalam meraih cita-citanya menjadi seorang dokter. "Lek ndak ikut ujian, aku iso ndak munggah maneh (Kalau tidak ikut ujian, saya bisa tidak naik kelas lagi, Red)," kata Hapur, menirukan ucapan Juvita yang ngotot ikut UN.

Ya, saat duduk di kelas V SDN Triwung Kidul 1, Juvita memang pernah tak naik kelas gara-gara penyakit yang dideritanya. Setelah menjalani operasi di RS Saiful Anwar (RSSA) Malang, ia pindah sekolah ke SDN Pesisir karena sering di-bully teman-temannya.

Hapur mengatakan, semula lutut kiri Juvita bengkak dan terasa nyeri. Saat menjalani operasi di Malang, dokter menyebut kondisi itu terjadi karena ada urat yang tergencet. Pasca operasi, Juvita sempat sekolah lagi sekitar dua bulan.

Berikutnya, muncul memar di betis Juvita. Makin lama, memar itu terus menyebar hingga kaki, yang membuat Juvita tak bisa berjalan. "Lama kelamaan, pendarahan," terang Hapur yang sehari-harinya bekerja sebagai satpam.

Sekitar delapan bulan lalu, Juvita kembali dibawa ke RSSA Malang. Tapi karena overload, ia hanya diperiksa dan menjalani operasi di RS Lavallete, yang juga berada di Malang. Tapi hasilnya tak signifikan. "Dokter tidak bilang apa-apa (soal penyakit Juvita, Red)," kata Hapur.

Kini karena faktor ekonomi keluarga, Juvita hanya menjalani pengobatan alternatif. Secara berkala, keluarga juga mendatangkan perawat dari RSU Dharma Husada, Kota Probolinggo untuk mengecek kondisi Juvita.

Itulah kondisi Juvita, yang kadang juga disapa Risti. Saat PROBOLINGGOTIMES berkunjung, Selasa (17/5/2016) sekitar pukul 08.00, Juvita dan ayahnya tengah menunggu pengawas UN datang. Juvita terbaring, ditunggui ayahnya yang sambil sesekali mengusir lalat dan sejenisnya, agar tidak hinggap di kaki sang anak.

Baru sekitar pukul 08.15, pengawas ujian datang, membawa kertas soal UN mata pelajaran Matematika. "Saya bisa nulis sendiri," kata Juvita yang memaksakan diri dengan posisi setengah berbaring.
Dalam beberapa kesempatan, Juvita merintih kesakitan, sambil terus mengerjakan 50-an item soal Matematika. "Kalau tidak kuat (mengerjakan semua soal, Red), ngomong," kata pengawas ujian kepada Juvita.

Secara terpisah, Kepala SDN Pesisir 2 Supardi menyatakan, Juvita merupakan anak rajin meski sakit. Saat try out misalnya, ia datang ke sekolah dengan diantar mobil milik Supardi. "Tapi tidak masuk ke kelas. Ngerjakan di dalam mobil," kata pria yang juga paman Juvita itu.

Skenario yang sama sejatinya akan dilakukan saat UN. "Tapi anaknya mengeluh sakit kalau diangkat (dari ranjang ke mobil, Red). Akhirnya ujian di rumah," terangnya.
Meski sering tak masuk karena sakit, secara akademik, Juvita terbilang siswi pintar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES