Peristiwa Daerah

Lima Orang Perkosa Gadis 14 Tahun hingga Hamil

Minggu, 22 Mei 2016 - 15:36 | 173.77k
NR (14), warga Kecamatan Jabon, Sidoarjo menjadi korban pemerkosaan lima pemuda di desanya. Akibatnya, hamil 8 bulan. (Foto: Mulya ANdika/ SidoarjoTIMES)
NR (14), warga Kecamatan Jabon, Sidoarjo menjadi korban pemerkosaan lima pemuda di desanya. Akibatnya, hamil 8 bulan. (Foto: Mulya ANdika/ SidoarjoTIMES)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – NR (14), warga Kecamatan Jabon, Sidoarjo menjadi korban pemerkosaan lima pemuda di desanya. Akibatnya, hamil 8 bulan.

Meski sudah melaporkan kejadian ini pada Desember 2015 lalu, kepolisian terkesan lamban dalam mrnangani kasus ini.

Advertisement

SR (40) ibu korban kepada TIMES Indonesia baru mengetahui anaknya menjadi korban pemerkosaan setelah mengetahui tubuh anaknya ada perubahan. Selain itu dia juga mengetahui anaknya hamil setelah mendapat laporan dari tetangganya.

"Saat itu saya tanya ke anak saya, kok jalannya agak aneh, kayak orang mengandung, tetapi anaknya tidak mengaku dan menjawab tidak ada apa apa," ujarnya, Minggu (22/6/2016).

Lebih jauh SR menerangkan, mengetahui anaknya tidak berkata jujur, dia lalu membelikan alat pemeriksaan kehamilan di apotek, dan hasilnya NR positif hamil. Setelah mengetahui hasil tersebut, Ibu korban lalu menanyai NR dan korban mengaku kalau dirinya pernah disetubuhi oleh lima orang, dua pemuda dan tiga anak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di desanya itu.

"Saat itu dirinya mengaku disetubuhi oleh lima orang secara bergiliran saat berangkat mengaji. Anak saya mengaku disekap di kamar. Setelah kejadian itu, anak saya diancam akan dibunuh jika mengadu," jelasnya.

Ironisnya, sejak tetangga mengetahui anaknya menjadi korban pemerkosaan, mereka dikucilkan dan diusir dari lingkungan sekitar. Beruntung mereka masih mendapatkan izin untuk tinggal di bekas kandang bebek milik Zainul yang terbuat dari anyaman bambu atau sesek.

Pengakuan Ibu korban bahwa dirinya sempat mengadu kepada kades setempat. Dari permasalahan itu, muncul suatu kesepakatan agar diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, bukannya mendapatkan solusi, malah nasib anaknya semakin tidak jelas.

"Sampai perut anak saya membesar tidak ada tindakan apapun dari pihak desa , bahkan pelaku masih bebas berkeliaran," Imbuhnya.

Lebih jauh,  SR mengaku menyesalkan sikap penegak hukum yakni Polres Sidoarjo yang dinilai lamban dalam penanganan kasus yang menimpa anaknya itu.

"Padahal keluarga langsung melaporkan kasus itu ke polisi sejak bulan Desember 2015 lalu mas. Namun, sampai saat ini baru ditangani dan penanganan itu terkesan lamban. Kedua pelaku kabarnya melarikan diri ke Bali, pelaku pertama malah setiap hari lewat depan rumah yang kami tinggali Mas, itu yang membuat kami semakin tidak nyaman," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.




TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES