Peristiwa Daerah

Kemendikbud: Jika Diberi Tempat, Kebudayaan Akan Hebat

Sabtu, 03 September 2016 - 01:33 | 66.27k
Pementasan Tarian Babat Singosari pada pembukaan Pekan Budaya Indonesia 2016 di pendopo Pemerintah Kab. Malang (2/9/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
Pementasan Tarian Babat Singosari pada pembukaan Pekan Budaya Indonesia 2016 di pendopo Pemerintah Kab. Malang (2/9/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pemerintah bertekad untuk fokus mengangkat dan membangun kembali kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional. ‎

Hal tersebut disampaikan ‎Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilman Farid, Jumat (2/9/2016) di Pendopo Agung Kabupaten Malang.

Advertisement

"Kurangnya apresiasi terhadap perkembangan seni dan kebudayaan mendorong pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud punya tekad untuk fokus mengangkat kembali kegiatan budaya," ujar Hilmar saat pembukaan Pekan Budaya Indonesia (PBI) 2016.‎

Kondisi di Indonesia, kegiatan seni dan budaya sudah banyak ditinggalkan, dilupakan, dipinggirkan, dan  diabaikan. Ia berharap penyelenggaraan PBI sebagai salah satu upaya mengembalikannya.

Hilmar menjelaskan, PBI 2016 yang mengusung tema "Dari Pinggiran Merajut dan Memajukan Kebudaayan Nasional" bertujuan untuk membangun kebudayaan dari pinggiran.‎

mendikbudl4u2P.jpg

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, memberikan sambutan dalam pembukaan Pekan Budaya Indonesia 2016 di pendopo Pemerintah Kab. Malang (2/9/2016).  (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)

"Kita di sini berusaha mengumpulkan berbagai ekspresi budaya, kesenian, yang nyatanya banyak dipinggirkan. Misalnya televisi dan tempat-tempat pertunjukan sudah jarang sekali menampilkan kesenian tradisional," paparnya.‎

‎Serangkaian acara digelar dalam PBI ini. Mulai seni pertunjukan tradisional, seni rupa, juga seni visual jalanan. Pertunjukan musik juga menampilkan band dari penyandang disabilitas. 

"Di sini makna membangun pinggiran, tidak hanya secara geografis dan sosial, namun untuk teman-teman berkebutuhan khusus. Membangun kebudayaan yang menjadi miliki semua tanpa terkecuali," terangnya.‎

Selain itu, ada pula permainan anak dan kuliner tradisional. Juga ‎pemutaran dan diskusi film, serta pameran bertema jalur rempah yang dikaitkan dengan poros maritim sebagai agenda besar pemerintahan Jokowi-JK.‎

Hilmar mengakui, kolaborasi pusat-daerah membangun kebudayaan melalui PBI di Malang, dapat menjadi contoh bagi daerah lain.‎ ‎‎Pun dengan semangat daerah, diharapkan bisa betul-betul menyebar. 

"Apa yang kita lihat di sini (Malang) bisa menjadi contoh mengenai bagaimana kebudayaan diberikan tempat. Kebudayaan diberi tempat hidup, dia akan hidup sehebat-hebatnya," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES