Peristiwa Daerah

Bangunan Inggrisan Banyuwangi Sisa Jejak Perdagangan Kuno Rempah Nusantara

Kamis, 13 Oktober 2016 - 18:35 | 183.94k
Wageyono, S. Pd, M. Hum, sejarawan Banyuwangi, bediri di depan gedung Inggrisan yang bersejarah. (foto: Ahmad S/TIMES Indonesia)
Wageyono, S. Pd, M. Hum, sejarawan Banyuwangi, bediri di depan gedung Inggrisan yang bersejarah. (foto: Ahmad S/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Bangunan Inggrisan di Kota Banyuwangi, Jawa Timur merupakan bangunan tua bersejarah terkait perdagangan rempah Nusantara di masa lalu.

Pendirian Bangunan Inggrisan terkait erat dengan pelabuhan Ulu Pampang, sekarang Muncar, yang dahulu menjadi pelabuhan sandar kapal para pedagang.

Advertisement

Kepada TIMES Indonesia, Wageyono, S. Pd, M. Hum, sejarawan yang juga penanggung jawab Bangunan Inggrisan menyampaikan, pada tahun 1576 masehi, Ulu Pampang masih merupakan pelabuhan sederhana yang belum banyak dilabuhi para pedagang.

Kemudian tahun 1579 masehi, bersandarlah pedagang pertama Inggris, Francis Drake, di Ulu Pampang dan membeli rempah di Blambangan untuk diangkut dua kapal yang dibawanya.

Dua kapal tersebut adalah 'Paca' yang berbobot 70 ton dan kapal 'Swan' yang memiliki berat 50 ton. Kepergian Francis Drake jauh dari negara asal ke nusantara karena diutus Bangsa Inggris yang telah menyaksikan keberhasilan Spanyol dan Portugal dalam berbisnis rempah nusantara.

Hasil yang didapatnya membuat banyak pedagang Inggris lain turut menyandarkan kapalnya di Ulu Pampang selain Banda, Banten dan Malaka yang sebelumnya memang telah dikenal banyak pedagang Eropa.

"Seiring banyaknya pedagang inggris yang kulakan rempah Blambangan, persaingan antar mereka membuat harga menjadi tidak terkendali. Untuk menstabilkan harga, pada tahun 1600 mereka membangun serikat dagang di Inggris yang bernama British East India Company atau BEIC," papar Yono, panggilan Wageyono, Kamis (13/10/2016).

Perdagangan rempah bangsa Inggris di Blambangan terus meningkat hingga Ulu Pampang semakin ramai dengan kapal dagang bersandar di tahun 1760. Tidak hanya sampai di situ, lima tahun kemudian muncul ide di kalangan BEIC untuk membangun sebuah kantor dagang. Bangunan kantor dagang Inggris itu, kini disebut Inggrisan. Bangunan ini berdiri di sebelah barat Taman Blambangan atau sisi timur Pasar Induk Banyuwangi.

Yono dengan rendah hati juga menceritakan, setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya 17 September 1946, Bangunan Inggrisan di atas tanah seluas 8960 meter persegi itu menjadi asrama bagi Kompi 1 Batalyon Macan Putih, dimana Batalyon Macan Putih saat itu dipimpin Let Kol Abdul Rifa'i.

"Sayang sekali tahun 1949 Let Kol Abdul Rifa'i tertangkap pasukan Belanda dan tidak dikethui rimbanya hingga kini," lanjut ayah 3 anak ini.

Harus diketahui juga, tahun 1950, Bangunan Inggrisan menjadi markas pasukan 510. Di tahun yang sama, kesatuan pasukan tersebut dilebur menjadi 3 batalyon, yakni 514 Bondowoso, 515 Tanggul dan 519 Sukorejo Jember.

Kini Bangunan Inggrisan atau biasa disebut Asrama Inggrisan menjadi tempat tinggal resmi prajurit Kodim 0825 Banyuwangi. Status EV atau Eigendom Verponding yang dulu melekat pada tanah dan bangunan Asrama Inggrisan kini telah menjadi hak milik Departemen Pertahanan untuk TNI-AD dengan bukti berupa sertifikat tanah.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES