Peristiwa Daerah

Gubernur Jatim Ingatkan Pentingnya Musyawarah Mufakat

Jumat, 14 Oktober 2016 - 18:21 | 59.78k
Kapolda Jatim, Irjen Pol Anton Setiadji saat menyerahkan cinderamata ke Gubernur Jatim Soekarwo dalam Silaturahmi Forpimda Provinsi dengan Tiga Pilar Plus di Wilayah Besuki di Cempaka Hill Hotel Jember. (Foto : Istimewa)
Kapolda Jatim, Irjen Pol Anton Setiadji saat menyerahkan cinderamata ke Gubernur Jatim Soekarwo dalam Silaturahmi Forpimda Provinsi dengan Tiga Pilar Plus di Wilayah Besuki di Cempaka Hill Hotel Jember. (Foto : Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menekankan pentingnya musyawarah mufakat untuk menyelesaikan persoalan di desa. Karena hal itu merupakan salah satu cara membangun kemanan dan memelihara situasi kondusif di pedesaan.

“Jangan mengambil keputusan melalui suara terbanyak. Karena keputusan yang diambil itu harus yang baik dan bermanfaat. Maka pimpinan desa harus menjaga musyawarah mufakat ini,” pesannya, saat memberi paparan dalam Silaturahmi Forpimda Provinsi dengan Tiga Pilar Plus di Wilayah Besuki di Cempaka Hill Hotel Jember, Jumat (14/10/2016).

Advertisement

BACA JUGA: Keamanan Jatim Pengaruhi Ekonomi Indonesia Timur

Menurut dia, ada tiga kultur di Jatim yang mempengaruhi pola pengambilan keputusan di masyarakat. Yakni kultur arek dengan panutan tokoh masyarakat, tokoh agama dan kaum intelektual. Kedua budaya Madura dengan tokoh panutan kiai, ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat.

“Dan kultur Mataraman dengan tokoh panutan birokrasi, tokoh masyarakat dan tokoh agama,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji mengatakan, tiga pilar plus yakni Babinkamtibmas, Babinsa, Kepala Desa, dan tokoh masyarakat adalah ujung tombak pemerintahan di tingkat desa. Tiga pilar plus ini, katanya, merupakan ikon yang menjadi kekuatan pemerintahan di Jatim.

“Tiga pilar ini harus mampu menyelesaikan permasalahan di tingkat desa, sehingga tidak melebar hingga ke tingkat atas,” tuturnya.

Kapolda menyatakan, Jatim tidak pernah lepas dari ancaman terorisme, jadi unsur tiga pilar itu harus mampu melakukan deteksi dini setiap potensi gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.

“Tiga pilar tidak akan bisa menyelesaikan masalah tanpa tokoh masyarakat, maka semua harus bisa bersinergi. Karena babinkamtibmas, babinsa dan kepala desa adalah lapisan depan kita,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES