Dirjen Kebudayaan: Perkuat Unsur Sejarah Lokal

TIMESINDONESIA, MALANG – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid berharap sejarah lokal, termasuk unsur kebaharian dapat muncul dan diperkuat untuk melengkapi pendidikan sejarah di sekolah-sekolah.
"Elemen lokal menjadi penting, kami berharap unsur sejarah lokal dapat dimunculkan dan diperkuat," ucap Hilmar saat menutup Konferensi Nasional Sejarah (KNS) ke-10 di Jakarta, Rabu (9/11/2016) malam.
Advertisement
Banyaknya temuan mengenai sejarah kebaharian di tingkat regional, dapat digunakan untuk membantu perumusan kawasan-kawasan historis secara cermat, sekaligus mewujudkan pendidikan sejarah yang spesifik secara geografis.
"Misalnya, Kepulauan Nusa Utara yang merupakan kawasan pulau-pulau di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara sebenarnya satu kawasan secara historis, tetapi selama ini pada acara tingkat nasional kurang muncul sebagai studi kasus, ini yang perlu didalami di tingkat daerah," ujarnya.
Dia pun mencontohkan perihal sejarah awal perdagangan rempah nusantara, dari Pulau Run, Banda, dan Maluku Tengah, yang kurang mendapat perhatian dalam pendidikan sejarah.
"Kesadaran geografi semacam ini perlu dikembalikan, sehingga peserta didik bisa mengenal lebih baik," tandasnya.
KNS diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Event ini menjadi forum bertemunya berbagai pihak yang memiliki concern pada kesejarahan. Termasuk di dalamnya dosen, guru, sejarawan, mahasiswa, komunitas, dan masyarakat peminat sejarah. Mereka membahas isu-isu strategis kesejarahan, yang berkaitan dengan pembangunan karakter bangsa, pengajaran maupun perkembangan ilmu sejarah.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |