Peristiwa Daerah

Mengintip Kampung Toleransi Agama di Sumenep

Rabu, 16 November 2016 - 14:29 | 267.84k
Salah satu gereja di Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep. (Foto Busri Toha / TIMESIndonesia)
Salah satu gereja di Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep. (Foto Busri Toha / TIMESIndonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, benar-benar memiliki berbagai macam kekayaan. Selain kekayaan alam dan tempat wisata, kehidupan umat beragama di rawat demi tetap menjag persatuan dan kesatuan.

Berdasarkan penulusran TIMESIndonesia, Rabu (16/11/2016), kabupaten yang berada di ujung timur pulau Madura ini, terdapat salah desa yang dikenal dengan kampung toleransi beragama. Sikap toleransi keberagamaan warga di daerah itu, sangat kuat. Perbedaan dalam keyakinan tidak menjadi persoalan.

Advertisement

Meski ramai dengan teror bom di wilayah lain, keberagamaan di wilayah itu, tetap tidak terusik. Mereka tetap hidup rukun dan damai saling menghormati antar umat beragama. Wilaya itu, terletak di Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep.

Bukti kerukunan umat beragama, di desa ini, terdapat tiga tempat peribadatan, antara lain, Klenteng. Klenteng ini merupakan tempat peribdatan tridarma, Hindu/Budha dan Konghucu. Namun, tidak jauh dari lokasi itu, sekitar 15 meter ke arah barat, terdapat tempat peribadatan Geraja Katolik Maria Gunung Karmel.

Sangat menarik ketika TIMESIndonesia berkeliling di wilayah itu. Sebab, setelah bergeser sedikit, sebelah setelan Gereja itu, terdapat Masjid Baitul Arham. Tempat ibadah bagi umat muslim. Tiga tempat peribadatan itu, sudah dibangun puluhan tahun silam. Namun, warga tetap hidup rukun dan damai.

Ketua Dewan Paroki Gereja Katolik Maria Gunung Karmel, Hamzah Laorentius mengatakan, tidak pernah terjadi konflik antar umat beragama. Bahkan, kegiatan kemasyarakatan sering kali melibatkan semua elemen masyarakat setempat yang berbeda Agama.

”Hingga kini, umur Gereja Katolik Maria Gunung Karmel Sudah 79 Tahun. Kita saling menghormati antara satu dengan agama lainnya. Masyarakat sudah terbiasa bersilaturrahmi dan bekerjasama dalam kegiatan kemasyarakatan maupun kegiatan sosial lainnya sehingga tetap aman dan kondusif,” ujarnya.

Kepala Desa Pabian, Ahmad Madani mengatakan, sangat bersyukur kepada Allah SWT karena meski berbeda-beda agama, masyarakat tetap rukun dan damai. Masyarakat tetap saling menghormati antara agama satu dengan agama yang lainnya.

”Selain terdapat sejumlah tempat peribadatan, di kampung ini juga terdapat lembaga pendidikan masing-masing agama. Alhamdulillah di Desa Pabian Sumenep ini tetap aman dan damai, sehingga kedepan tetap akan dijaga dan dilestarikan,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES