Peristiwa Daerah

Baju Kuda Tak Laku, Nyoto Sukses Kembangkan Kerajinan Kulit

Minggu, 11 Desember 2016 - 11:11 | 133.62k
Nyoto perajin kulit sapi asal Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, saat menyelesaikan pesanan pelanggan, Sabtu (10/12/2016).(Foto : Romi S/TIMESIndonesia)
Nyoto perajin kulit sapi asal Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, saat menyelesaikan pesanan pelanggan, Sabtu (10/12/2016).(Foto : Romi S/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Mohammad Nyoto menjadi contoh bagaimana mengembangkan kreativitas agar tetap  bertahan dalam industri kerajinan kulit.

Nyoto, perajin kulit asal Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur sudah menekuni kerajinan kulit mulai tahun 1997 silam. Namun ketika itu, ia hanya fokus membuat baju kuda dan beberapa kerajinan kulit lainnya yang sederhana.

Namun seiring waktu, baju kuda tak ada lagi yang memesan. "Kudanya habis," kata Nyoto saat ditemui di workshop miliknya di Dusun Glowong, Sabtu (10/12/2016) mengenai usahanya dulu.

Menyadari baju kuda tak lagi dibutuhkan karena transportasi kuda juga semakin jarang membuat Nyoto banting setir. Pada tahun 2000, Nyoto fokus pada pembuatan aneka kerajinan dari kulit, mulai tas, dompet, ikat pinggang hingga sandal dan sepatu.

Ia pun mulai belajar membuat model dompet, ikat pinggang dan tas melalui internet dan majalah. Sesekali, Nyoto juga berkreasi dengan model ciptaannya sendiri.

"Saya menggambil bahan kulit dari Kota Surabaya, lalu diolah menjadi aneka kerajinan, seperti sepatu, sandal, dompet, dan tas. Alhamdulilah pesanan banyak, dari dalam hingga luar provinsi," kata Nyoto disela-sela mengerjakan pesanannya.

Dalam pengerjaannya, Nyoto dibantu anaknya Soffi untuk mengerjakan aneka pesanan. Keterbatasan tenaga membuat proses pengerjaan belangsung cukup lama. Untuk sandal bermotif misalnya, Nyoto dan Soffi butuh waktu dua hari.

Untuk harga, Nyoto mematok harga kisaran puluhan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung jenis, besar barang dan tingkat kesulitan motif yang dipesan oleh pelanggannya. Dalam satu bulan, Nyoto mengaku bisa mendapat omzet hingga belasan juta rupiah.

Hasil pengerjaan yang halus dan rapi membuat banyak pelanggan yang senang meski harus sabar menunggu pesanan selesai.

"Meski harus menunggu lama, pelanggannya puas, selain hasil maksimal, kualitas barang terjamin," pungkasnya

Seperti yang dialami oleh Agus Susanto, salah satu pelanggan Nyoto. Ia harus bersabar menunggu tas slempang pesanannya selama satu pekan lebih. Agus memesan tas kulit setelah melihat tas kulit bermotif etnik milik kawannya. Ia kemudian mendatangi Nyoto dan memesan model yang sama.

"Saya kira dua tiga hari selesai, ternyata antreannya banyak, harus sabar," kata Agus.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES