Peristiwa Daerah

Berkah 'Kembang Endog' di Balik Keriuhan Bulan Maulud di Banyuwangi

Senin, 12 Desember 2016 - 17:03 | 135.72k
Sugiyati, perajin 'Kembang Endog' sedang menggunting kertas hiasan, Senin (12/12/2016), Senin (12/12/2016).(foto: Ahmad Su'udi/TIMES Indonesia)
Sugiyati, perajin 'Kembang Endog' sedang menggunting kertas hiasan, Senin (12/12/2016), Senin (12/12/2016).(foto: Ahmad Su'udi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Datangnya bulan kelahiran Nabi besar umat Islam, Muhammad SAW, memberi berkah tersendiri bagi pengusaha hiasan telur atau 'kembang endog' di Banyuwangi Jawa Timur.

Untuk memperingati maulid Nabi, telur rebus ditaruh dalam hiasan kembang endog untuk kemudian ditancapkan di jodang dari batang pohon pisang untuk diarak keliling kampung sebelum dinikmati masyarakat bersama-sama.

Advertisement

Bukannya membuat bunga hiasan sendiri, banyak warga Banyuwangi justru membelinya kepada pedagang. Peluang ini tidak diabaikan Royem (65) yang telah berjualan di Pasar Rogojampi Banyuwangi sejak kecil.

BACA JUGA: Peringati Maulud Nabi, Warga Straten Arak Ratusan Jodang Kembang Endog

Di lapak palawija yang dimilikinya, Royem juga menjual berbagai macam kembang endog, dari yang harga Rp 1 ribu hingga Rp 5 ribu per biji. Bahkan Royem membuatnya sejak 1 tahun lalu sebagai kegiatan sampingan agar mampu melayani permintaan.

"Saya simpan di dalam dus, yang penting jangan sampai kebocoran. Selama bulan Maulud (dalam penanggalan Hijriyah) biasanya terjual 2000 biji," kata Royem, Senin (12/12/2016).

Royem tak menghitung secara rinci keuntungan dari jualan kembang endog yang dijalaninya selama ini. Kembang endog yang dijual paling murah Rp 1000 membuatnya mengantongi uang Rp 2 juta jika bisa menjual 2000 kembang endog.

Begitu pula Sugiyati, warga Rt 001 Rw 002 Dusun Jagalan Rogojampi Banyuwangi yang memproduksi 4 macam hiasan telur. Dia bahkan merekrut keempat saudarinya ikut memproduksi kembang endog demi memenuhi permintaan.

"Sehari kira-kira menghasilkan 3 ribu kembang. Selama satu bulan biasanya terus laku, karena selamatan kan ganti-ganti, beda musala beda tanggal dengan yang lain," kata Sugiyati sambil terus menggunting kertas kembang endog.

Dari biaya bahan dan tenaga kerja, biaya produksi satu kembang endog sekitar Rp 400. Untuk  model Bunga Seruni dijualnya seharga Rp 700. Agen-agen langganan membeli hingga 5 ribu sekali ambil dan menjualnya kembali dengan harga Rp 800 kepada pengecer.

Dengan skema penjualan itu, selama masa Maulud, Sugiyati dan saudari-saudarinya mampu memproduksi dan menjual puluhan ribu kembang endog dan meraih untung jutaan rupiah selama perayaan maulud. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES