Sambut Natal, Umat Kristen Buat Patung Yesus dari Bahan Bekas

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Umat Nasrani di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang biasa disebut Desa Pancasila, membuat dua patung raksasa Yesus dan Bunda Maria dari bahan-bahan bekas.
Dua sosok raksasa berupa patung Yesus Memberkati dan patung Bunda Maria yang tengah menggendong bayi Yesus akan menghiasi dekorasi gereja pada saat Natal pada 25 Desember 2016 mendatang.
Advertisement
Uniknya, dua patung raksasa tersebut berdiri megah dengan memanfaatkan barang-barang bekas, seperti kertas semen, keranjang bekas dan batang-batang bambu sisa bangunan.
"Bahannya dari batang bambu, sisa bangun gereja, lilitannya pembentukan tubuh dari tembres (keranjang ikan, red)," kata satu diantara pembuat patung, Joko Istopo, Selasa (20/12/2016).
Joko menjelaskan, pembuatan patung ini dikerjakannya bersama tiga rekannya, Rohim Budiyanto, Raharjo, dan Elisabet pada malam hari, seusai pulang dari sawah. "Kita buat kerangka dulu, dari bambu. Kepala, kaki, tangan, pakai stereofoam," ucapnya.
Joko menuturkan, pembuatan patung Yesus setinggi 4 meter dan patung Bunda Maria 2,5 meter tersebut menghabiskan ratusan dan empat batang pohon bambu yang digunakan sebagai penopang.
"Menghabiskan 200 sak kertas semen untuk patung Yesus dan 150 sak untuk Bunda Maria. Kerangka lilitan dari kerangjang bekas ikan cuma beberapa saja. Batu-batu hiasan dari spon," ujarnya.
Lebih jauh, Ia membeberkan, untuk mempercantik, patung disaput dengan cat anti air sebelum kemudian dicat dengan cat minyak. "Kita menggunakan lem kayu, catnya luarnya pakai cat minyak," tutur Joko.
Joko menambahkan, dalam membuat patung di desa yang memiliki keberagaman agama ini dibutuhkan waktu dua bulan. "Kami mulai membuat patung ini sejak bulan November lalu di sela-sela kegiatan sehari-harii," katanya.
Sementara itu Ketua wilayah GKJW Desa Balun, Sutrisno menyebut, pembuatan dua patung ini untuk tampil beda di Natal tahun ini. "Ini buat dekorasi, biar tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Rencananya akan kami letakkan di depan gereja dan di atas gereja," kata dia.
Menurutnya, di Desa Balun yang dikenal sebagai Desa Pancasila, sebab ada tiga agama namun masyarakat bisa hidup rukun berdampingan. "Untuk Bunda Maria memperingati kelahiran, Tuhan Yesus memberkati ada proses memperingati tidak hanya memperingati saja, tapi Kristus memberikan damai kan memberkati, seperti sub tema, perdamaian," tuturnya.
Bahkan, tempat ibadah tiga agama, Islam, Kristen dan Hindu, saling berdekatan dengan hanya dipisahkan jalan desa dan lapangan desa. "Kita bisa menjadi contoh berbuat memberikan kedamaian, kesejukan orang lain, kami Kristen minoritas tapi tidak disisihkan, Islam disini mayoritas tapi tidak ingin menguasai, tapi mlindungi," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |