Tiga Kulturasi Budaya Warnai Corak Batik Tuban

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Batik, merupakan kerajinan asli Indonesia yang sudah diakui oleh dunia. UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Beragam jenis batik tersebar di Indonesia. Motif batik juga berbeda, biasanya disesuaikan dengan kultur budaya dan kondisi alam dan satwa setempat.
Advertisement
Tak terkecuali Tuban, sebagai salah satu wilayah di bagian Timur dari pulau jawa, memiliki satu corak kebudayaan yang unik. Sejarah wilayah ini telah masuk 3 tata nilai kebudayaan yang saling mempengaruhi.
Sampai sekarang kebudayaan ini masih tetap eksis dan sama-sama berkembang, tanpa membuat salah satu kebudayaan ini tersingkir.
Ketiga kebudayaan tersebut adalah Jawa, yang meresap saat wilayah ini dalam kekuasaan jaman Majapahit (abad XII-XIV).
Yang kedua Islam, karena diwilayah ini hidup seorang ulama yang ternama yaitu Sunan Bonang (1465- 1525 M)
Dan yang terakhir Tiongkok(cina), karena di Tubanlah para sisa laskar tentara Kubalai Khan melarikan diri dari kekalahannya pada saat menyerang Jawa di awal abad XII, hingga kini masyarakat keturunan ini banyak bermukim di Tuban.
Kulturasi budaya ini sangat mempengaruhi motif batik khas Tuban.
Batik Tulis Tradisional Tuban yang disebut batik Gedog memiliki motif yang sangat dipengaruhi nilai-nilai budaya jawa, islam, dan tiongkok. Gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban jelas terlihat pengaruh dari budaya tiongkok, karena gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut Nampak adalah burung ”Hong” yang jelas tidak terdapat di wilayah Tuban.
Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa.
Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis Tuban terlihat pada motif dengan nama yang religius seperti kijing miring.
Warna-warna cerah diaplikasikan pada batik Tuban. Seperti kuning, hijau dan merah.
Dahulu batik tulis ini hanya digunakan untuk upacara-upacara tradisional masyarakat Tuban seperti sedekah bumi, pernikahan, dan pemakaman.
Kini penggunaan batik tulis Tuban tidak hanya untuk upacara-upacara adat, namun telah meluas pada penggunaannya seperti taplak meja, sarung bantal, dekorasi, hiasan dinding, model baju modis baik untuk pria dan wanita.
Dari hal-hal tersebut diatas jelaslah bahwa batik tulis tradisional Tuban yang memiliki ciri khas yang unik sangat perlu untuk dilestarikan keberadaannya apalagi potensi pengembangannya sangat prospektif. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Sukmana |
Sumber | : Tuban Craft |