Peristiwa Daerah

Empat Penyakit dengan Jumlah Terbanyak di Bali

Selasa, 27 Desember 2016 - 18:11 | 73.46k
ILUSTRAS: Anjing di Bali. (Foto: petnyaku)
ILUSTRAS: Anjing di Bali. (Foto: petnyaku)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Rabies, demam berdarah, HIV/Aids dan TBC adalah penyakit yang tak oernah berkurang jumlahnya. Hal itu dikatakan oleh Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provonsi Bali Gede Wira Sunetra. 

Menurutnya  ada  empat penyakit itu yang tidak pernah hilang ataupun minimal berkurang di Bali. 

Advertisement

"Saya tidak paham kenapa keempat penyakit itu selalu tinggi di Bali. Kasusnya selalu di atas rata-rata nasional. Padahal sudah ada berbagai program dilakukan tetapi tetap saja tinggi," ujarnya. 

Ia menjelaskan, rabies itu tidak ada obatnya tetapi hanya ada vaksin baik pada manusia maupun pada hewan. Untuk di Bali, populasi anjing terbesar di dunia. Saat ini hampir ada 500 ribu ekor anjing di Bali.

 "Kenapa populasi anjing terbesar dunia karena kalau dilihat dengan jumlah penduduk, luas wilayah, dengan jumlah anjing yang ada saat ini, maka Bali itu sudah over populasi anjing," ujarnya. 

Dalam sehari rata-rata ada 100 kasus gigitan anjing, sehingga pertahun rata-rata ada 36 ribu kasus gigitan anjing di Bali. Sebenarnya dari jumlah tersebut, ada 85 persen anjing itu diliarkan oleh pemiliknya.

 "Sebenarnya anjing itu punya pemiliki tetapi mereka sengaja meliarkan anjingnya, dibiarkan begitu saja, tidak terawat dengan baik, sehingga mudah tertular virus rabies," ujarnya. 

Hanya 5 persen populasi yang benar-benar merupakan anjing liar dan itu pun sudah tertangani dengan baik dengan melakukan eliminasi. Sementara hanya 10 persen anjing di Bali dari total populasi yang terpelihara dengan baik oleh pemiliknya, dirawat, diberi makan secara teratur dan sebagainya. Itulah sebabnya, kasus rabies di Bali tidak pernah selesai dan malah semakin tahun semakin meningkat. Upaya eliminasi hingga saat itu masih menimbulkan polemik yang berkepanjangan karena masih ditentang oleh beberapa pihak.

Selain rabies, ada kasus yang cukup merepotkan Bali yaitu demam berdarah. Sekalipun tidak menimbulkan banyak korban juwa namun kasus demam berdarah di Bali masih tergolong tinggi karena melebihi rata-rata nasional.

Di Bali masih sekitar 400 kasus per-100 ribu penduduk. Padahal secara nasional hanya 50 kasus per-100 ribu penduduk. Kasus ini biasanya naik mulai Desember, Januari, Februari Maret. Kemudian akan menurun di April, Mei dan Juni. Penyakit ini sangat berhubungan dengan siklus alam dan masa pergantian musim. 

Kasus lain yang cukup memprihatinkan adalah HIV/Aids dan TBC. Untuk HIV Aids, Bali saat ini sudah mencapai 26 ribu kasus HIV dengan usia rata-rata 15 sampai 45 tahun. Dengan jumlah ini maka Bali masih menempati urutan kedua di Indonesia. 

Sementara untuk TBC, Bali juga digolongkan masih tinggi karena rata-rata ada 3 ribuan kasus pertahun. Hanya saja penangananya cukup efektif sehingga mudah disembuhkan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES