Peristiwa Daerah

Harga Relatif Murah, Perahu Fiber Kian Diminati

Jumat, 10 Maret 2017 - 23:36 | 594.91k
Alex, pembuat perahu fiber saat ditemui di tempat kerjanya di bale kelompok nelayan Tanjung Sari, Desa Kelan, Badung, Bali, Jumat (10/03/2017).(Foto: Khadafi/TIMES Indonesia)
Alex, pembuat perahu fiber saat ditemui di tempat kerjanya di bale kelompok nelayan Tanjung Sari, Desa Kelan, Badung, Bali, Jumat (10/03/2017).(Foto: Khadafi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perahu nelayan berbahan dasar serat gelas atau fiberglass semakin diminati nelayan. Harganya yang relatif murah daripada perahu kayu membuatnya menjadi pilihan menarik bagi nelayan.

Alex (45) pembuat perahu fiber di Desa Kelan, Kabupaten Badung, Bali mengatakan, perahu fiber diminati karena kuat namun dengan harganya yang relatif murah.

Advertisement

Ditemui di tempat kerjanya di bale kelompok nelayan Tanjung Sari, Desa Kelan, Kabupaten Badung, Bali, Alex yang sejak 2003 menekuni pembuatan perahu fiber menjelaskan, pembuatan perahu fiber hanya membutuhkan waktu sebulan. Namun bisa lebih lama jika perahunya berukuran besar.

Perahu fiber yang dibuatnya juga bervariasi dan tergantung pesanan para pelangggan. Semakin besar ukuran yang diminta semakin tinggi pula harganya.

"Jika yang berukuran 8,5 meter panjangnya dan lebarnya 80 centi itu ukuran sedang, untuk harga kisaran jika lengkap dengan mesinnya, berkisar Rp 60 juta. Kalau yang paling besar dengan mesinya itu bisa habis sampai Rp 250 juta dengan ukuran panjang 120 Meter dan 90 centi meter untuk lebarnya. Dan paling kecil 3,5 meter untuk panjangnya berkisar Rp 7 juta namun lain mesin," ucapnya.

Pria asal Rogojampi, Banyuwangi ini mengatakan, sudah membuat lebih 30 perahu fiber untuk para nelayan di kawasan Teluk Benoa.  

Alex mengungkapkan bahwa untuk pembuatan perahu sebenarnya lebih bagus dari kayu namun biayanya lebih mahal.

"Kalau membuat perahu dari bahan fiber memang lebih mudah daripada perahu kayu, namun kelemahan perahu fiber jika dibiarkan di laut dengan waktu yang lama bisa rusak," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES