Terpapar Limbah, Masyarakat Demo Pabrik Gula KTM Lamongan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pencemaran udara yang berasal dari Pabrik Gula PT. Kebun Tebu Mas (KTM) di Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, memicu reaksi masyarakat sekitar melakukan demonstrasi.
Menurut mereka, limbah yang berasal PT. KTM telah memberikan dampak lingkungan berupa bau tidak sedap dan pencemaran air di Sungai Kalilamong.
Advertisement
"Kita merasa terganggu. Lamongan darurat bau tai kucing. KTM sudah memberikan ke tidak nyamanan," ujar penanggung jawab aksi yang juga sekaligus Ketua MPC Pemuda Pancasila Lamongan, Andrianto Wicaksono, Selasa (4/4/2017).
Dalam menyampaikan lima tuntutannya, ratusan massa menuntut PT KTM menghentikan aktivitas produksi, dan hanya fokus menyelesaikan bau busuk yang bersumber dari limbah.
"KTM sudah merusak lingkungan kita, kita tidak mau lingkungan kami dicemari KTM, tutup KTM," ujarnya.
Selanjutnya, peserta aksi menuntut PT KTM untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kepada warga.
Berikutnya, para peserta aksi juga menolak PT KTM membuang limbah di Kali Lamong, karena mencemari lingkungan. Di tuntutan terakhirnya, mereka meminta Pemda untuk segera mengevaluasi perizinan dan standar dalam pengelolaan limbah.
(Pencemaran udara yang berasal dari Pabrik Gula PT. Kebun Tebu Mas (KTM) di Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, memicu reaksi masyarakat sekitar melakukan demonstrasi. Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Bau busuk yang ditimbulkan, tidak hanya dirasakan warga sekitar. Bau sudah menyampai Kota Lamongan yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari lokasi pabrik.
Sebanyak tiga warga sekitar memberikan orasi sebagai bentuk testimoni atas apa yang mereka rasakan. "Baunya seperti kotoran kucing," ujar warga Desa Lamongrejo, Paini.
Ia menuturkan, warga sekitar tak hanya terpapar limbah, namun sumur-sumur mereka mengalami kekeringan sejak adanya KTM.
"Di Lamongrejo, sumur kering karena di KTM pakai sumur bor. Sumur kami jadi tidak ada air. Baru sekarang saya beli air, sejak 10 tahun tinggal di sini," kata Paini.
Pernyataan tak jauh beda juga disampaikan Kepala SMA PGRI Ngimbang, Prapto. Ia mengaku bau busuk menyebabkan prosea belajar mengajar terganggu. "Kegiatan belajar-mengajar terganggu karena bau. KTM harus bertanggung jawab atas bau ini," ucapnya.
Ia pun meminta, KTM menghentikan proses produksi selama persoalan bau busuk masih belum teratasi. "Di Jombang ada pabrik gula Cukir, tapi tidak bau, kenapa di sini bau, kalau masih tetap bau, kalau tidak diatasi kita minta KTM tutup produksi," tutur Prapto. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |