Peristiwa Daerah

Dianggap Lakukan Pencemaran, Ini Kata Direksi PT KTM

Selasa, 04 April 2017 - 16:42 | 183.50k
Perwakilan Direksi PT KTM Adi Prasongko saat menemui ratusan warga dan Pemuda Pancasila yang berdemo di depan Pabrik Gula PT KTM, Selasa (4/4/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Perwakilan Direksi PT KTM Adi Prasongko saat menemui ratusan warga dan Pemuda Pancasila yang berdemo di depan Pabrik Gula PT KTM, Selasa (4/4/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pabrik Tebu PT. Kebun Tebu Mas (KTM) di Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, memahami reaksi yang ditunjukkan warga sekitar pabrik.

Perwakilan Direksi PT KTM Adi Prasongko mengakui, pencemaran udara dengan bau tidak sedap yang disebutnya bau kotoran kucing memang berasal dari PT. KTM. 

Advertisement

BACA JUGA: Terpapar Limbah, Masyarakat Demo Pabrik Tebu KTM Lamongan

"Pengelolaan limbah kami belum optimal, kami memahami masyarakat menghirup udara yang masih bau, kami tidak mengingkari itu, kami berupaya menanggulangi," kata Adi saat menemui para demonstran di depan PT KTM, Selasa (4/4/2017). 

Lebih lanjut, Adi menjelaskan, persoalan bau busuk limbah bermula ketika PT KTM tertimpa dua musibah saat melakukan giling pertama pada 2016 silam. Menurutnya, musibah yang pertama yakni saat satu tangki tetes PT KTM meledak, sehingga menyebabkan tetes atau molasses meluber.

"Musibah ini karena reaksi Maillard, atau letusan di tangki tetes sehingga tetesnya meluber, luberannya kita tampung di kolam, agar tidak masuk ke sungai," ucap Adi. 

Demo-KTMLXaVY.jpg

Ia menjabarkan, tangki tetes ini meledak karena dipicu panasnya temperatur. "Jadi kalau temperatur itu di atas 40 celcius terjadi reaksi semakin panas, kalau tidak ada lubang bisa meledak, tapi krena ada kisi-kisinya di atas meletup keluar, yang keluar kita tampung di kolam, kalau kita biarkan di sungai akan jadi masalah," katanya. 

Musibah yang kedua, sambung Adi, tembok penampung limbah PT KTM ambrol, sehingga limbah tertampung di kolam. "Bak equaliser penampung limbah kami jebol, karena musibah itu limbah tertampung di kolam," tuturnya.

Meski pun tertampung di kolam, pihak KTM, kata Adi tetap memproses di IPAL (instalasi pengolahan limbah). "Memproses di IPAL prosesnya tidak bisa cepat karena beban tetes tinggi, COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi, proses IPAL-nya tinggi," ujarnya menguraikan.

Sebenarnya, lanjut Adi, untuk mengatasi bau busuk limbah di dalam kolam tersebut, PT KTM sudah melakukan berbagai upaya jangka pendek. "Kita beri airator untuk memberi udara masuk ke air, sehingga mikrobia bisa berkembang. Kedua kami menambahkan mikrobia untuk menghilngkan bau itu. Ketiga penambahan kapur untuk membuat PH naik," ucapnya. 

Saat ditagih oleh para pendemo, kapan akan diatasi ? Pria yang khusus bekerja di Plantation ini meminta diberi waktu untuk mengatasi bau busuk supaya tak lagi tercium. "Upaya kami secepat mungkin," tutur Adi. 

Namun, terkait tuduhan pendemo bahwa PT KTM mencemari Sungai Kali Lamong, Adi dengan tegas membantahnya. "Beberapa waktu lalu memang masuk di sungai, kalau yang di sungai sekarang itu sudah di proses, dimana baku mutunya sudah diizinkan dibuang di sungai. Tidak berdampak ke warga, justru menguntungkan petani," katanya. 

Bantahan juga dilontarkannya mengenai tuduhan sumur bor PT KTM yang menyebabkan sumur warga di sekitar pabrik kering.

"Kita mengambil air di kedalaman 100 meter, bukan air permukaan, secara teroi tidak akan mengurangi air di permukaan. Sumur dalam tidak mempengaruhi lingkungan, tapi kalau memang ada keluhan akan kami tinjau," ujarnya menambahkan. 

Seusai memberi keterangan, Adi yang menjadi perwakilan PT KTM mengajak delegasi dari peserta aksi diajak untuk melakukan dialog di dalam lokasi Pabrik Gula PT KTM. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES