Peristiwa Daerah

Soal Demo Bersimbol PKI, Kader GP Ansor Banyuwangi Diminta Waspada

Kamis, 06 April 2017 - 21:38 | 90.68k
Spanduk bergambar logo palu arit yang dibentangkan saat aksi tolak tambang di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Spanduk bergambar logo palu arit yang dibentangkan saat aksi tolak tambang di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Munculnya logo palu arit dalam aksi tolak tambang emas di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur terus menuai reaksi. Setelah Pengurus Cabang (PC ) Nahdlatul Ulama (NU), kini PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bumi Blambangan pun ikut angkat bicara.

“Kami minta semua pihak, khususnya para kader Ansor, untuk waspada dan tidak mudah terprovokasi,” ucap Wakil Ketua 1, Abdul Aziz, mewakili Ketua PC GP Ansor Banyuwangi, H Syukron Makmun Hidayat, Kamis (6/4/2017).

Advertisement

Aziz, juga mendesak aparat yang berwenang untuk segera bertindak, sehingga bisa meredam keresahan di masyarakat.

“Gejolak-gejolak yang terjadi terkait tambang, sebaiknya jadi bahan evaluasi semua pihak. Khusus PT Bumi Suksesindo (PT BSI), harus lebih intensif membangun komunikasi dengan semua pihak,” cetus tokoh muda NU yang juga Dosen IAIDA Blokagung, Banyuwangi, ini.

Sementara itu, Kepala Satkorcab Banser GP Ansor Banyuwangi, Mashud, mengecam oknum atau kelompok yang ingin memunculkan kembali PKI di Bumi Blambangan. Karena seluruh publik tahu, bahwa laten Komunis, telah membantai 60 orang lebih kader GP Ansor Banyuwangi.

“Baik sengaja maupun tidak, PKI tidak boleh ada di Banyuwangi, agar tidak terulang sejarah kelam G30SPKI tahun 1965,” katanya.

Seperti diketahui, dalam aksi tolak tambang di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Selasa (4/4/2017), demonstran telah membentangkan spanduk bergambar logo palu arit. Lambang PKI tersebut diarak keliling kampung, termasuk melintasi depan Mapolsek Pesanggaran. Kepolisian mengaku kecolongan karena demo dilakukan tanpa melalui proses perizinan yang berlaku. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES