
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Megaproyek Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) transmisi sumber air Umbulan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur ke sejumlah daerah memang belum dimulai. Tapi, debit mata air setempat disebut-sebut sudah banyak berkurang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gunawan, Pakar Konservasi air dari Universitas Merdeka Malang dalam peringatan Hari Air se Dunia yang digelar di pendapa Kabupaten Pasuruan beberapa waktu lalu.
Advertisement
Ia menyebut, diperlukan pengelolaan yang baik untuk menjaga potensi kelestarian sumber mata air Umbulan.
Menurut Gunawan, bila tak ada langkah konkret untuk konservasi, maka air tanah di sumber Umbulan bisa kian menipis.
Dari hasil penelitiannya, debit mata air Umbulan sudah berkurang jauh sejak 30 tahun terakhir. Jika tahun 90-an dulu debit air di Umbulan masih sekitar 6.000 liter per detiknya, maka saat ini hanya di kisaran 3.200 liter per detiknya.
Senada dengan Gunawan, Haris Miftahul Fajar, Peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta menambahkan, menurunnya potensi air di Kabupaten Pasuruan termasuk Umbulan ini lantaran banyak ilegal drilling atau pengeboran air yang tidak berizin. Serta proses mengambil air tanah secara terus menerus dan akhirnya justru tidak tepat sasaran.
Menanggapi hal tersebut, H.M Soeharto, Asisten II Kabupaten Pasuruan mengatakan, ke depan Pemkab Pasuruan harus lebih serius dalam melakukan pengelolaan air. Nah, langkah itu pun mulai disusun secara bertahap.
“Dari paparan itu, nanti selanjutnya akan dibuatkan grand policy pengelolaan sumber daya air yang akan kami bawa untuk bisa dijadikan kebijakan,” jelasnya.
Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf dalam kesempatan itu juga mengatakan, Kabupaten Pasuruan memiliki potensi air yang melimpah. Hal itu terlihat dari banyaknya industri pengolahan air yang ada di Kabupaten Pasuruan. Namun selain memiliki potensi air yang melimpah, air juga menjadi permasalahan seperti banjir yang rutin datang setiap tahunnya.
“Karena itu, untuk menjaga air ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, industri sampai pegiat lingkungan dan masyarakat juga harus turut serta berbagi peran untuk kelangsungan ekosistem air agar tidak habis,” terangnya.
Irsyad mengatakan, jika tidak dijaga, potensi air seperti mata air Umbulan yang berada di Winongan bisa saja semakin berkurang bahkan habis.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |