Pemprov Sumsel-WRI Tanda Tangani MoU Pengelolaan Hutan dan Lahan Lestari

TIMESINDONESIA, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengadakan kesepakan bersama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia terkait pengelolaan hutan dan lahan lestari sebagai katalisator pembangunan hijau di Sumatera Selatan.
Menurut Sekda Provinsi Sumsel Joko Iman Sentosa, adanya isu-isu kritis di bidang lingkungan hidup nampaknya memerlukan penyelesaian secara terpadu dan menyeluruh serta menuntut adanya kolaborasi oleh semua komponen pembangunan.
Advertisement
"Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia, terkait pengelolaan hutan dan lahan lestari sebagai katalisator pembangunan hijau di Sumatera Selatan," ujarnya, Sabtu (6/5/2017).
Sekedar informasi, kegiatan ini merujuk untuk menyambut gelaran Bonn Challenge High-Level Roundtable Meeting yang akan berlangsung tanggal 9-10 Mei mendatang.
Joko mengatakan, bukti keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam menyeimbangkan aspek sosial-ekonomi dan lingkungan terus dilakukan.
"Dua aspek bukti keseriuan Pemprov Sumsel antara lain dengan menyusun rencana pertumbuhan ekononomi hijau atau Green Growth Plan juga penyediaan strategi dan rencana aksi dalam melindungi dan menjaga keanekaragaman hayati di Sumsel," ungkap Dia.
Untuk diketahui, ujar Joko, tahun 2015 lalu menyisakan kisah tersendiri untuk Sumsel, sebab dari sembilan provinsi terjadi kebakaran hutan dan lahan, salah satunya Sumsel terbesar hutan lahan hangus dan rusak terbakar yakni 736.000 hektar lebih hutan dan lahan hangus terbakar. Hal inilah yang diupayakan Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin untuk meraih kesempatan penyelenggaraan Asian Bonn Challenge.
Sementara Direktur WRI Indonesia Dr Tjokorda Nirarta Samadhi, menguraikan, WRI merupakan lembaga penelitian lokal dan independen yang didirikan dengan nama Yayasan Institut Sumber Daya Dunia, berkomitmen untuk menjadi mitra aktif bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan beserta segenap pemangku kepentingan lain dalam percepatan pelaksanaan Pembangunan Hijau di Sumatera Selatan.
Dalam setahun terakhir WRI Indonesia telah menyelenggarakan berbagai kegiatan di Sumatera Selatan, terutama dalam kaitannya dengan restorasi hutan dan bentang lahan.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi dukungan terhadap kegiatan pemetaan Light Detection and Ranging (LiDAR) maupun pemetaan lapangan ekosistem gambut di dua kabupaten Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir untuk menjadi dasar bagi kegiatan teknis restorasi gambut yang dikoordinasikan oleh Badan Restorasi Gambut dan Tim Restorasi Gambut Daerah Sumatera Selatan.
Selain itu lanjut Tjokorda, WRI Indonesia bersama-sama World Agroforestry Center (ICRAF) dan Forum DAS Sumatera Selatan telah melakukan identifikasi dan membuat perencanaan kegiatan restorasi melalui penerapan Metode Evaluasi Kesempatan Restorasi (MEKAR) pada tingkat lansekap (Daerah Aliran Sungai Musi), kabupaten (Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan Banyuasin).
“Diharapakan keluaran dari acara ini dapat memberikan ide dan masukan yang komprehensif mengenai hasil kegiatan serta rencana kegiatan WRI indonesia di Provinsi Sumsel mengenai pengelolaan hutan dan lahan secara lestari,” tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |