Peristiwa Daerah

Bantu Pengusaha Mikro, Bupati Anas Janji Pakai Kopyah Bambu

Minggu, 07 Mei 2017 - 22:42 | 63.36k
Bupati Anas saat berbincang dengan perajin bambu di Dusun Krajan, Desa Tlemung, Kecamatan Kalipuro. (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Bupati Anas saat berbincang dengan perajin bambu di Dusun Krajan, Desa Tlemung, Kecamatan Kalipuro. (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengunjungi beberapa pelaku usaha mikro di wilayah Bumi Blambangan itu, Minggu (7/5/2017). Beberapa yang dikunjungi antara lain produsen kendang dan Omprog Gandrung, gaun pesta, kopi, dan anyaman bambu di beberapa tempat lainnya.

Di Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, lokasi produsen kendang Gandrung, Omprog, dan pakaian Gandrung serta gaun pesta telah berkumpul di kantor desa. Produksi gaun pesta di Desa Mangir dikerjakan kelompok ibu-ibu yang banyak mengandalkan monte sebagai manik-manik penghias dan dipasarkan ke Pulau Bali.

Advertisement

Sedangkan perlengkapan Penari Gandrung diproduksi dua bersaudara satu nenek. Yakni, Rajuli yang mulai membuat Omprog dan pakaian Gandrung sejak tahun 1958, serta Suparto yang memroduksi Kendang Gandrung sejak 1985. Omprog Gandrung dihargai RP 500 ribu per buah dan kendang dihargai Rp 1 juta per buah.

“Beberapa pembeli Omprog buatan saya mengaku terlihat lebih cantik semampai, saya tidak tahu, katanya kurang puas waktu beli di tempat lain,” kata Rajuli, Minggu (7/5/2017).

Pelaku usaha lain berada di Dusun Krajan, Desa Tlemung, Kecamatan Kalipuro dimana terdapat banyak perkebunan kopi rakyat. Selain pengusaha kopi, ada pula pengusaha gula merah kemasan dan kerajinan anyaman bambu.

Seorang perajin anyaman bambu bernama Asnoto mengatakan sejauh ini pihaknya membuat besek dari anyaman bambu dan dijual ke pengepul dengan harga Rp 600 per biji, untuk kemudian dijual kembali ke Bali. Dia dan 19 rekannya juga telah mengikuti pelatihan anyaman bambu berbentuk kopiah atau songkok bermotif.

“Kalau besek kami sulit memenuhi kebutuhan hidup Pak, anak dua sekolah semua. Kami mohon dibantu penjualan songkok bambu kami agar laku,” kata Astono kepada Anas.

Menanggapi itu Anas berinisiatif memopulerkan kopiah bambu dengan memakainya di berbagai acara, juga untuk pejabat-pejabat lain di Banyuwangi. Dikatakannya cara itu akan efektif mengangkat trend memakai kopiah bambu di kalangan masyarakat Banyuwangi, bahkan di luar daerah.

“Tapi itu harus ada motif khas dulu ya, biar bisa jadi khas kita sendiri. Kita mau membangun produk kopiah bambu yang khas asli dari Banyuwangi,” kata Anas.

Perajin bambu menyanggupi meningkatkan kualitas kopiah bambu mereka, dilengkapi motif yang khas yang dimaksud.

Sebelumnya 20 orang telah dilatih oleh Untung Hermawan, perajin bambu dari Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari yang telah lama dikenal sebagai produsen kerajinan bambu berkualitas. Pelatihan dilakukan selama 5 hari dan peserta langsung bisa membuat sendiri kopiah bambu dari awal hingga selesai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES