Dokter RSUD Genteng Doa Bersama untuk Jasa Pelayanan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ratusan dokter dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar doa bersama dihalaman rumah sakit setempat, Rabu (10/5/2017).
Mereka berharap kinerja manajemen rumah sakit milik Pemerintah Daerah tersebut lebih profesional sehingga pemberian Jasa Pelayanan (JP) bisa lebih transparan.
Advertisement
“Agar menjadi rumah sakit daerah yang makin baik, selalu melakukan sosialisasi yang terbuka dalam setiap kebijakan,” ucap salah satu peserta doa bersama, dr Risandi Harry p sp OT.
Selain itu, para petugas medis juga melakukan aksi lepas baju seragam sebagai bentuk dorongan terhadap pihak manajemen untuk mengawali semangat yang baru.
Semangat kekompakan, kebersamaan dan keterbukaan demi kemajuan rumah sakit. Selain tentang dana JP yang biasa diterima setiap 2 bulan sekali, dokter dan perawat juga menginginkan kejelasan dalam jenjang kenaikan golongan.
Aksi doa bersama ini sengaja digelar menyusul mandegnya dana JP untuk awal tahun 2017 ini.
Sementara itu, pihak manajemen RSUD Genteng, yang diwakili Kasie Pelayanan Medis, dr Sugiono, mengaku sangat mendukung aspirasi yang disampaikan para dokter dan perawat.
Dia menjelaskan, terkait dana JP yang tidak diterima seluruh karyawan, itu adalah imbas kelebihan pembayaran pada akhir tahun 2016 lalu. Dan itu baru diketahui usai audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Timur.
“Sesuai prosedur, kelebihaan harus dikembalikan, jadi selama 4 bulan ini karyawan tidak bisa menerima JP, dan pembayaran akan kembali normal mulai Juni mendatang,” katanya.
Kasie Administrasi RSUD Genteng, Didit EP menambahkan, mengacu audit BPK Jatim, kelebihan pembayaran dana JP disebabkan pendapatan rumah sakit yang tidak memenuhi target di tahun 2016.
Sebelumnya, pihak manajemen juga sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh dokter dan perawat setempat.
“Yang jelas, manajemen menyambut baik aksi doa bersama tadi, dan aspirasi yang tersampaikan kami anggap sebagai masukan yang membangun. Dan sebagai wujud keterbukaan, sosialisasi akan kita lakukan kembali,” katanya.
Sedang terkait kenaikan golongan, Kabag Pegawaian RSUD Genteng, Abdul Rochim menyampaikan bahwa semuanya telah dilakukan sesuai prosedur. Yakni aspirasi bagian keperawatan serta kelengkapan persyaratan.
“Dan yang perlu dipahami, kenaikan itu bukan hanya pangkat atau golongan, tapi juga jenjang. Misal dari pegawai biasa menjadi tenaga ahli,” cetusnya.
Meski aksi doa bersama ini dilakukan pada jam kerja, dipastikan tidak mengganggu pelayanan rumah sakit.
Pihak manajemen RSUD Genteng pun, sepakat tidak akan memberi sanksi apapun pada ratusan dokter dan perawat tersebut. Karena, semua dilakukan demi kebaikan dan peningkatan kinerja seluruh jajaran. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |