Peristiwa Daerah

Mengintip Arak-Arakan Perahu Nelayan Masalembu dalam Ritual 'Rokat Tase'

Selasa, 18 Juli 2017 - 18:50 | 165.49k
Arak-arakan perahu sejauh 5 - 10 mil dalam acara rokat tase\' di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep. (Foto: Busri Toha/TIMES Indonesia)
Arak-arakan perahu sejauh 5 - 10 mil dalam acara rokat tase\' di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep. (Foto: Busri Toha/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ratusan masyarakat nelayan di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar upacara petik laut di Desa Masalima Kecamatan Masalembu, sebagai wujud cinta dan perawatan terhadap laut, Minggu (16/7/2017).

Kegiatan itu, sebagai bentuk rasa terima kasih nelayan kepada laut dan menunjukkan kepada Indonesia bahwa masyarakat Masalembu mampu menerapkan prinsip “take and give” kepada laut dengan menangkap ikan di laut. Namun tidak merusak biota laut dengan kegiatan Upacara Petik Laut (Rokat Tase’).

Advertisement

Rangkaian acara dibuka dengan Khotmil Quran, Sabtu (15/7) malam. Keesokan harinya, Minggu (16/7/2017), dimulai dengan pawai ibu-ibu serta putri-putri nelayan dengan membawa 250 nasi tumpeng dari rumah kepala desa menuju pantai utama di samping dermaga pelabuhan Masalembu.

Selain itu, ada lebih dari 1000 nelayan membasahi kapal mereka dengan air yang sudah dibacakan doa sesuai adat istiadat setempat. Sebagai acara puncak, juga diadakan arak-arakan perahu sejauh 5 - 10 mil untuk melepas nampan berisi makanan serta tulang dan kulit kambing ke tengah laut.

Informasinya, Ritual adat 'rokat tase’ digelar setiap tahun sebagai bentuk konsolidasi masyarakat nelayan tradisonal untuk mengemukakan respons positif mereka terhadap kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang melarang penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.

”Kegiatan Rokat Tase’ ini murni inisiatif masyarakat setempat, bukan bentuk reaksi masyarakat Masalembu terhadap aksi demo nelayan menolak pelarangan cantrang di Istana Negara Jakarta, Selasa lalu (11/7/2017),” ujar Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu, Darul Hasyim Fath.

Ditegaskan, kegiatan tersebut reaksi terhadap aksi di Jakarta. Sebab, telah direncanakan sejak lama dan ini rutin diselenggarakan tiap tahun. Hal ini, isyarat bahwa nelayan tradisional masih berjalan di garis sejarah yang diajarkan nenek moyangnya.

”Kemudian saya berdiskusi dengan para nelayan dan sepakat untuk menjadikan momentum sebagai momentum konsolidasi masyarakat nelayan tradisonal untuk mengirim isyarat pada pemerintah di Jakarta bahwa apa yang dilakukan Menteri Susi, itu benar,” terang Darul. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES