Peristiwa Daerah

7500 Tusuk Sate Kambing Etawa Disantap Warga di Banyuwangi

Kamis, 27 Juli 2017 - 01:41 | 81.69k
Bupati Anas ambil sate dari panggangan di Gombengsari Farm Festival. (Foto : Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Bupati Anas ambil sate dari panggangan di Gombengsari Farm Festival. (Foto : Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dengan bangga warga Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Gombengsari Farm Festival (GFF) untuk memamerkan hasil pertanian kampung kopi itu, dan kambing etawa yang banyak diternak warga. Lahan perkebunan seluas 10 hektare penuh sesak dengan pengunjung yang didominasi pelajar dan ibu-ibu karena penasaran akan pembakaran 7500 tusuk sate yang dilaksanakan dalam acara itu.

Butuh 20 ekor kambing etawa dengan berat daging 15 kilogram per ekor untuk menghasilkan ribuan tusuk sate sebagai hidangan bagi pengunjung. Selain sate daging kambing etawa, susu kambing etawa dan kopi olahan lokal juga disuguhkan yang selama ini menjadi penggerak utama perekonomian Gombengsari. 

Advertisement

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwa Anas yang juga hadir mengatakan, Gombengsari memiliki potensi yang luar biasa, ditambah dengan hawanya yang sejuk, sangat pas untuk dijadikan destinasi wisata unggulan daerah. Bahkan dalam kesempatan itu pengunjung festival bisa melihat proses pengolahan kopi hingga menyeruputnya dari gelas-gelas yang telah disediakan.

“Kami ingin mengembangkan ekowisata, karena konsep ini tidak merusak lingkungan. Desa ini juga potensial dikembangkan sport tourism. Tidak perlu kita ubah, alamnya tetap kita jaga seperti ini, “ kata Anas, Rabu (26/7/2017).

Di zona kambing, ratusan kambing mulai jenis etawa, peranakan etawa dan jenis lainnya dipamerkan dan dijual mulai harga Rp 2,5 juta hingga Rp 30 juta untuk kambing jenis etawa. Anas yang menyicipi sate juga memuji rasanya, yang diakatakan daging terasa empuk dan lezat.

“Enak, empuk lagi satenya. Ayo, bareng-bareng nikmati satenya,” ajak Bupati Anas kepada pengunjung usai membakar sate ramai-ramai.

Lebih luas, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan bahwa Kecamatan Kalipuro merupakan sentra peternakan kambing terbesar di Banyuwangi dengan populasi lebih dari 10 ribu ekor, dimana 2000 ekor dihasilkan oleh Desa Gombengsari. Potensi ternak ini muncul, tidak lepas dari adanya perkebunan kopi warga yang telah menjadi mata pencaharian turun temurun. Dimana tanaman pelindung kopi digunakan bahan pakan ternak.

“Perkebunan kopi dan peternakan kambing telah menjadi satu ekosistem yang saling menopang di Desa ini,” kata Aief.

Luas lahan perkebunan kopi rakyat di Gombengsari mencapai 850 hektar. Selain itu, Desa Gombengsari juga memproduksi susu kambing etawa yang dipasarkan hingga luar Banyuwangi dengan kuantitas produksi 4000 liter per bulan.

“Setiap kelompok tani tersebut telah memproduksi bubuk kopi kemasan dengan merek yang berbeda. Ada yang mereknya Kopi Lego, Kopi Seblang, Kopi Gandrung, Kopi Lerek, dan Kopi Mas” ujar Arief.

Data dari Dinas pertanian menunjukkan produksi kopi perkebunan rakyat Banyuwangi pada 2016 mencapai 9.794 ton dengan luas lahan 9.649 hektar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES