Permintaan Sapi Tinggi, Pengusaha Ini Bikin Peternakan Modern di Pasuruan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini, harga sapi di tingkat peternak di Pasuruan, Jatim, mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan tersebut disebabkan tingginya permintaan hewan ternak untuk dijadikan hewan kurban.
Seperti yang dikatakan oleh Iskandar, (45), salah seorang pengelola peternakan yang ada di Dusun Pogal, Desa Lebak Rejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. “Kalau sekarang harga sapi bisa berkisar antara 30-50 persen kenaikannya. Tergantung bobot dan jenis sapinya," ujar Iskandar.
Advertisement
Menurutnya, kenaikan harga ternak sapi maupun kambing, meningkat karena permintaan pasar yang cukup tinggi menjelang peringatan Hari Raya Kurban minggu depan.
Selama ini usaha penggemukan sapi masih dipandang kurang menjanjikan keuntungan yang besar. Tetapi, sejumlah peternak asal Desa Lebak Rejo, masih ada yang bertahan dengan usaha ternak penggemukan sapi, dibanding mayoritas penduduk lainnya yang memelihara sapi perah.
Seperti yang dilakukan oleh salah seorang pengusaha sukses asal Pasuruan, H Kelana Aprilianto. Pria yang memiliki sejumlah bidang usaha tersebut, mulai melirik usaha ternak sapi sejak beberapa tahun lalu. Ia kemudian membeli sebuah eks peternakan sapi yang dulu dimiliki oleh warga Belgia, di Desa Lebak Rejo, untuk dikembangkan menjadi peternakan modern.
Di peternakan yang memiliki daya tampung hingga ratusan ekor sapi tersebut, dipelihara beragam jenis sapi. Mulai sapi lokal, Simental hingga jenis Limosin. "Kuncinya, hanya perawatan dan pemberian pakan yang tepat. Sehingga sapi bisa berkembang biak dengan cepat dan bobotnya bisa naik signifikan," terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Hanura Jatim tersebut pada TIMES Indonesia.
Hal itu pun terlihat di peternakan milik Kelana. Kondisi kandang yang selalu bersih dari kotoran, membuat ratusan ternak sapi disana terlihat sehat dan terawat. "Kalo nggak bersih, ya pasti bisa menimbulkan bibit penyakit. Dan itu bisa menyebabkan ternak mudah stres dan mempengaruhi pertumbuhannya," imbuh Kelana.
Kelana pun optimis usaha penggemukan sapi masih menjanjikan, apalagi saat ini Indonesia masih mengimpor daging sapi. Namun, sapi lokal tetap diutamakan dan nilainya lebih tinggi jika di bandingkan dengan sapi impor.
"Pasarnya pun sudah jelas dan biasanya banyak dibeli ketika momen hari raya Idul Adha,” bebernya. Kelana menambahkan, bahwa sapi-sapi yang berasal dari peternakannya, banyak diburu oleh instansi-instansi pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan, karena bobotnya yang super. Seperti sapi yang di kurbankan oleh DPD Hanura Jatim tahun lalu, berbobot hingga 1 ton. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Sholihin Nur |