Minim Biaya, Tradisi Larung Saji di Probolinggo Tidak Digelar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setiap perayaan satu muharram atau satu suro dalam kalender jawa, masyarakat Kota Probolinggo, Jawa Timur menggelar tradisi sedekah bumi atau larung sesaji ke laut. Tujuannya, meminta berkah serta sebagai simbol tolak balak, sehingga terhindar dari malapetaka. Tradisi itu biasa digelar di Sanggar Mardi Budoyo, kota setempat.
Namun tahun ini, hal itu tidak digelar karena tidak ada biaya. Ketua Sanggar Mardi Budoyo, Bambang Supriyono Suronoto menyatakan, larung sesaji batal digelar karena tidak ada bantuan dari pemerintah setempat melalui Dinas Budaya Pemuda dan Pariwisata (Disbudpar).
Advertisement
"Biasanya tiap tahun, ada bantuan senilai 20 juta rupiah, namun tahun ini tidak ada," kata lelaki yang juga akrab disapa Mbah Guco ini, Senin (25/9/2017) siang.
Secara pribadi, lelaki berusia 71 tahun ini tidak merasa kecewa atau sedih. Namun, memang ada rasa was-was dan khawatir, karena tidak ada gelaran larung sesaji tahun ini. "Ya semoga saja tidak ada apa-apa. Karena memang sedekah bumi atau larung sesaji ini tujuannya untuk memohon keselamatan untuk bumi Probolinggo khususnya," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kadisbudpar, Agus Effendi mengatakan, tahun ini pihaknya memang tidak dapat memberikan sumbangan biaya. Sebab, pada tahun ini pula, dinas di bawah kepemimpinannya mengalami pengeprasan biaya operasional.
Sebelumnya, Disbudpar mendapatkan anggaran sebesar Rp 7,1 miliar, tahun ini susut menjadi Rp 4,1 miliar. Otomatis, biaya operasional dalam dinasnya, harus dikepras pula. Untuk anggaran larung saji sendiri biasanya dibantu sekitar Rp 33 juta.
“Awal 2017 lalu kami sudah menyampaikan permintaan maaf, pada pirukunan mardi budoyo, karena tidak bisa membantu. Namun tahun depan, kami telah memasukkan biaya tersebut dalam anggaran,” katanya, ditemui di Gedung DPRD Kota Probolinggo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Probolinggo |