Peristiwa Daerah

Memprihatinkan, Sakit yang Diderita Azkara 

Rabu, 11 Oktober 2017 - 23:25 | 88.86k
Azkara Atika Dewi yang lemah dan ditemani orang tuanya (FOTO: Istimewa)
Azkara Atika Dewi yang lemah dan ditemani orang tuanya (FOTO: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sungguh memrihatinkan apa yang dialami balita bernama Azkara Atika Dewi (4). Anak pasangan muda Lutfi Afrianto (31) dan Rosita Dewi (21) ini sudah 3 kali operasi dalam satu tahun. Namun sakitnya tak kunjung sembuh. 

Saat ini mereka tinggal di kontrakan, sebuah rumah yang cukup sederhana di dusun Jumput Rt 02/Rw 01 Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Tepatnya, bukan di pinggir jalan melainkan masih masuk gang kecil, pinggir sungai, di bawah pohon bambu.

Advertisement

"Sore itu kami mendengar dari ruang depan suara Azka bernyanyi sendirian dari dalam kamar. Sebuah cara yang dilakukannya untuk mengusir rasa sakit dan bosan mungkin, " kata Handoko, tim Pro Desa dan Pemuda Pancasila Kecamatan Karangploso.

Azkara tidak seperti kebanyakan balita diumur 4 tahun pada umumnya, satu tahun lalu balita ini di vonis dokter mengalami Ileus Obstruktif Partical dan Hernia Umbilicalis, Operasi pun dilakukan di rumah sakit Syaiful Anwar-Malang.

"Tidak ada jalan lain kecuali operasi, karena usus anak saya lengket dan hernia, usus dipotong 2 cm agar anak saya sembuh," kata Rosita Dewi, ibunda Azkara menceritakan kronologinya.

Seperti kebanyakan orang tua lainnya, mereka ingin anaknya sembuh dan kembali hidup normal. Tiga minggu di rumah sakit akhirnya diperbolehkan pulang.

Namun sayang, setelah hampir satu bulan luka operasi tersebut tak jua mengering bahkan malah tampak mengerikan. Ketika kontrol, dokter pun menyarankan agar dilakukan operasi lagi. 

"Kami disarankan melakukan operasi second lock kalau tidak salah," ujar Dewi mencoba menjelaskan detil yang diingatnya.

Operasi kedua, dengan kondisi ekonomi yang terbilang pas-pasan karena hanya Lutfi, kepala rumah tangga, yang bekerja di sebuah bengkel di Malang. 

"Apapun kami lakukan demi anak kami sembuh, meskipun kami sudah tidak punya apa-apa," jelas Lutfi, sambil mempersilakan kopi dan kue ala kadarnya. 

Operasi kedua dilakukan pada 10 November 2016, tepat pada hari Pahlawan, dokter Lulik Ingarwati yang mengoperasi.

Namun sayang pascaoperasi kedua kondisi Azkara tidak semakin membaik, bahkan keluar kotoran dari bekas operasian melintang selebar perutnya. 

"Kotoran itu keluar lewat selah-selah jahitan sebagian lewat anus, bahkan kalau kentut keluarnya lewat bekas operasi, kata dokter usus anak kami bocor," tambah Lutfi yang terlihat sembab matanya mulai tak mampu menahan air matanya.

Kondisi ini kadang membuat Azkara takut untuk kentut, mungkin karena sakit ketika gas keluar melalui sela-sela jahitan perutnya yang tak kunjung mengering.

Karena kondisi ekonomi setelah opname satu bulan di Rumah sakit, Lutfi dan dewi memutuskan membawa pulang anaknya. Pihak RS pun menyaratkan harus merawat luka sang anak dengan steril.

Dengan kesabaran keduanya merawat sang buah hati, berusaha mengajak Azkara untuk terus ceria dan bersemangat.

Tanggal 5 Januari 2017, kondisi Azkara memburuk, Azkara pun kembali dilarikan ke UGD RSSA karena tak bisa buang air kecil. Operasi pun kembali dilakukan pada tanggal 26 Januari 2017.

"Saat operasi kami dipanggil dokter, beliau bilang kalau tim dokter tidak berani melakukan operasi dikawatirkan anak kami tidak kuat dan terjadi hal-hal diluar keinginan, kami pun pasrah dan manut pada dokter," tambah Dewi menjelaskan kembali setelah kembali dari kamar menemani sang anak.

"Satu minggu di RSSA kamipun disuruh pulang sama dokter kami berharap segera sembuh. Namun ternyata hingga kini anak kami masih terus menahan sakit, kami hanya bisa pasrah dan berdoa," pungkas Dewi yang kali ini juga tak mampu menahan kesedihan.

Umur 4 tahun adalah umur masa ceria seorang anak di taman bermain (PAUD) ataupun Taman kanak-kanak. Namun tidak bagi Azkara yang harus berjuang melawan sakit yang dideritanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES