ANPM Bali Gelar Aksi Solidaritas untuk Para Buruh AMT

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Nasional Pemuda dan Mahasiswa Bali (ANPM Bali) mengelar aksi solidaritas di Monumen Bajra Sandi, Renon Depasar Bali. Minggu (15/10/2017).
Aksi solidaritas ini mereka lakukan karena prihatin dengan nasib para Pekerja Awak Mobil Tangki (AMT) yang mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak oleh PT. Pertamina Patra Niaga dan PT. Elnusa Petrofin.
Advertisement
Selain melakukan orasi saat car free day di depan para ratusan masyarakat di Denpasar, para mahasiswa ini juga melakukan teatrikal dengan berbusana zombie, lalu melakukan longmarch mengelilingi monumen Bajra Sandi sambil membawa banner bertuliskan, " Aliansi Nasional Pemuda dan Mahasiswa Bali, Dukung Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina Memperjuangkan Hak-haknya."
Dalam aksinya ANPM Bali mengusung 5 poin tuntutan.
Pertama meminta memenuhi segala tuntuntan normatif AMT Pertamina, kedua meminta mengapus outsorching, ketiga menghentikan pemberangusan terhadap serikat buruh, keempat menuntut pendidikan gratis, dan kelima menghentikan seluruh tindakan kekerasan, intimidasi, teror, hingga pelibatan apara bersenjata dalan menyelesaikan konflik dengan rakyat.
"Kami meminta segera Pertamina memberikan tuntutan rekan-rekan AMT. Karena kita sebagai mahasiswa mungkin akhirnya akan merasakan hal tersebut. Kasarnya begini mahasiswa juga bisa bentuk menjadi calon-calon buruh. Kalau hari ini mereka (AMT), besok giliran kita yang bernasib sama di PHK secara sepihak," ucap Zulkifli Sofya kordinator aksi ANPM Bali.
Zulkifli juga menyampaikan bahwa PHK pada para buruh AMT yang dipecat secara sepihak sangatlah tidak adil.
"Setiap buruh AMT yang mengalami PHK pasti mereka memiliki anak, dan anak para buruh sudah selayaknya mendapat pendidikan gratis di negeri ini. Toh di undang-udang kita, dalam pembukaannya mengucapkan bahwa kita berusaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara fundamental pemerintah harus terlebih dahulu memberikan pendidikan gratis agar nanti bisa mendapat pekerjaan lebih baik," imbuhnya
Selain itu, Zulkifli juga meminta penghapusan sistem outsourching, karena menurutnya hal itu merugikan para buruh dan lebih menguntungkan pada perusahaan.
"Yang namanya sistem outsourching, para buruh tidak bisa bekerja secara tetap. Ketika meraka (buruh) sudah tidak layak bekerja, dan ketika sudah tidak diinginkan perusahaan. Perusahaan seenaknya memutuskan pekerjaan," ungkapnya.
Selain itu, ANPM Bali juga meminta pada Presiden Joko Widodo untuk lebih tegas menindak para perusahaan yang melakukan PHK secara sepihak, dan merugikan para buruh kerja.
Sebagai informasi, ANPM Bali adalah kumpulan organisasi kemahasiswaan dan komunitas yang terdiri dari, KBMP Bali, FMN, LPM Linimassa, BEM FISIP Universitas Udayana, Semakra, Teater Orok dan LMP Kanaka. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Bali |