Peristiwa Daerah

Dona, Sulap Kampung Kumuh Jadi Kampung Warna

Sabtu, 21 Oktober 2017 - 23:59 | 104.56k
Dona De Fretes, saat berfoto disalah satu sudut Lokawisata Kampung Warna di Kampung Baru, Desa/Kecamatan Bobotsari, Purbalingga, Sabtu (21/10/2017) (foto: Sinnangga Angga/Purbalingga TIMES)
Dona De Fretes, saat berfoto disalah satu sudut Lokawisata Kampung Warna di Kampung Baru, Desa/Kecamatan Bobotsari, Purbalingga, Sabtu (21/10/2017) (foto: Sinnangga Angga/Purbalingga TIMES)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ide kreatif lahirnya Kampung Warna muncul dari Dona De Fretes (28), penduduk Kampung Baru Desa Bobotsari, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga.

Dona menceritakankan lokawisata Kampung Warna dulunya adalah lahan kosong yang dijadikan perkampungan baru masyarakat yang tergusur oleh pembangunan pelebaran terminal Bus Bobotsari tahun 1990.

Advertisement

“Masyarakat di kampung ini dulunya tinggal di sebelah terminal bus. Karena ada proyek pelebaran terminal, masyarakat di pindah ke lahan ini,” terangnya ketika memandu TIMES Indonesia keliling Kampung Warna, Sabtu (21/10/2017).

Dona menjelaskan, kampung baru yang kondisinya terpinggirkan dari keramaian Kota Bobotsari ini terkenal sebagai kampung kumuh.

Namun sekarang kampung yang ditempati oleh 60 kepala keluarga ini kemudian disulap menjadi kampung yang bersih, indah penuh wara warni cat dan lukisan yang menarik perhatian masyarakat.

“Saya prihatin kalau kampug ini terus menerus disebut sebagai kampung kumuh, jadi saya berpikir bagaimana caranya merubah image itu. Dan saya menemukan ide membuat kampung warna di kampung baru ini,” lanjut wanita yang berprofesi sebagai bidan di RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ini.

Untuk  mewujudkan gagasan membuat Kampung Warna. Wanita kelahiran 28 Juni 1989 ini membentuk tim yang melibatkan masyarakat setempat untuk dibagi menjadi 3 tim.

“Sebelumnya saya bentuk tim dulu, yaitu tim kreatif, tim pelayanan dan tim pemasaran. Kemudian untuk pembiayaan awal saya pinjam uang kas RW sebesar 10 juta,” terangnya.

Sementara itu, Jihan (26) sebagai kordinator tim kreatif menambahkan, Kampug Warna merupakan perkampungan yang penuh warna warni ornament dan lukisan.

Semua dinding rumah warga dicat dan dilukis sesui dengan zona yang suah direncanakan.

Ada 3 zona yang sudah diciptakan. Diantaranya zona Lorong Warna, Rumah 3D, Gubug Asmara, Tirai Cinta, Pintu Ajaib Doraemon dan Kartun Anak. 

“Kampung Warna dalah perkampungan yang warna warni. Berbagai ornament dan lukisan menjadi hiasan dinding rumah warga,” jelasnya.

Lewat media sosial Dona dan tim melakukan branding Kampung Warna ke hadapan para nitizen. Terhitung sejak Kampug Warna di buka pada tanggal 17 Agustus 2017 hingga bulan Oktober 2017 sudah mendatangkan sekitar 10 ribu pengunjung.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES