Peristiwa Daerah

Pendekatan Budaya Diperlukan Dalam Membangun Kota Malang

Kamis, 28 Desember 2017 - 07:49 | 19.98k
Dialog tentang Prototype Kota Kebhinekaan Tunggal Ika di Hotel Pelangi, berjalan gayeng. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES indonesia)
Dialog tentang Prototype Kota Kebhinekaan Tunggal Ika di Hotel Pelangi, berjalan gayeng. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tema Prototype Kota Bhinneka Tunggal Ika yang diangkat oleh Komunitas Malang Peduli Demokrasi, Rabu (27/12/2017) siang memantik banyak pemikiran positif.

Menghadirkan pembicara Gunadi Handoko SH MM MHum Ketua Peradi Malang, tokoh agama Dr Kiai Badrudin Muhammad itu berlangsung gayeng. Apalagi tokoh-tokoh politik dan budayawan seperti Daniel Sitepu, Bambang Guntur Wahyudi, Ki Eko Budi Santoso dan sebagainya menyampaikan pandangannya.

Advertisement

Mereka bicara soal kebhinekaan ditengah potret masyarakat kota Malang yang sarat dengan berbagai latar belakang yang majemuk. Para pembicara itu mengatakan bahwa kota Malang itu ibarat pelangi yang indah. Multi identitas. Masyarakatnya berwarna warni karena berasal dari berbagai kultur, budaya, agama, etnis dan sebagainya.

Politikus Bambang Guntur Wahyudi sempat berkomentar bahwa meski kota Malang berwarna warni, sayangnya, kata dia, selama ini ada yang keliru dalam pendekatan terhadap masyarakatnya. "Sejauh ini yang saya amati, pendekatannya kalau tidak ekonomi, politik dan keamanan. Mengapa tidak ada pemikiran pendekatan budaya dan kesejarahan. Menurut saya ini sangat penting, " tutur pria yang akrab dipanggil Bambang GW ini.

Ia lantas mengingatkan mengapa ada nama Kebalen, Oro-oro Dowo, Penanggungan dan sebagainya, itu karena Malang memiliki basis sejarah yang seharusnya diangkat kembali dalam proses pembangunan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES