Soemo Gambar, Kopral yang Kemudian Menjadi Pelukis Surealis

TIMESINDONESIA, MALANG – Sosok Soemo S (73) memang tak banyak dikenal oleh orang-orang jaman sekarang. Namun sejatinya pria asli Arema ini ternyata telah begitu banyak mempersembahkan karya seni lukis berbobot dan berkarakter.
Berangkat dari seorang tentara, Soemo Gambar, begitu orang orang dulu menyebutnya, merasa terusik untuk menyampaikan kegundahan hatinya tentang ketidak adilan yang ada.
Advertisement
Kedinasannya sebagai prajurit ia tinggalkan. Karena selama 12 tahun ia mengabdikan diri tidak pernah naik pangkat. "Kopral terus, sementara teman-teman saya sudah pada jadi Pelda. Sampai sekarang saya tidak tahu kenapa, " katanya kepada TIMES Indonesia, Selasa (9/1/2018) pagi, sembari tertawa lepas.
Saat masih jadi tentara pernah suatu ketika ia merasakan suatu keputusasaan yang luar biasa sampai-sampai ia minta ditembak mati. Namun tidak ada yang berani.
Maka ia tinggalkan dunia ketentaraan begitu saja pada tahun 1973. Namun sampai tahun 1974 ia masih dapat tunjangan hingga akhirnya ia menolaknya.
Tahun 1985 tangannya mulai bermain dengan kuas dan kain kanvas secara otodidak. Ia kemudian bertemu pelukis kaligrafi Bambang Priyadi. Disitulah bakatnya sebagai pelukis terus diasah.
Sudah ratusan lukisan yang ia hasilkan. Semuanya berkarakter. Karena ia menggoreskan di atas kanvasnya selalu berangkat dari kritik sosial.
"Lukisan saya selalu gelap. Karena saya berfalsafah puncak dari kegelapan adalah cahaya. Puncak emosi adalah air mata. Puncak amarah adalah penyesalan," katanya.
Sugih tanpa bondo, ngluruk tanpa bolo (dewean), menang tanpa perang (cukup dikenal orang), begitu falsafahnya yang lain.
Misalnya bagaimana ia mengkritik tentang orang yang serakah, iri-dengki melihat kesuksesan orang lain dan sejenisnya yang dirupakan dalam bentuk lukisan mata. Dan masih banyak lukisannya yang menarik lainnya.
Meski Arema atau arek Malang asli, Soemo sudah melanglangbuana kemana-mana dalam pameran lukisan. Bahkan ia pernah melakukan pameran bersama pelukis kelas dunia seperti Antonio Blanco, Sam Bimbo, Amrih Yahya keliling Indonesia.
Lukisan Soemo beraliran surealis. Dua lukisannya bahkan sekarang ada yang di Jerman karena pernah diberi kesempatan pameran di Bali tatkala Presiden RI dijabat Prof BJ Habibie.
Kini Soemo hanya sebatangkara menempati salah satu ruangan di gedung Dewan Kesenian Malang (DKM). Ia terus melukis meski tidak ada perhatian dari pemerintah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |