
TIMESINDONESIA, MALANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang tahun ini berencana menambah tiga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) lagi dalam upaya menuju Kabupaten Malang Bebas Sampah 2020.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dr Ir Budi Iswoyo MM mengungkapkan tiga TPA yang digagas itu juga sudah disurvei oleh tim khusus dari Dinas Lingkungan Hidup.
Advertisement
Keberadaan tiga TPA itu, diharapkan akan mampu secara merata menangani sampah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Malang.
Selama ini Kabupaten Malang memiliki empat TPA yakni TPA Kepanjen, TPA Randuagung Singosari,TPA Bantur, dan TPA Poncokusumo.
Khusus TPA Talangagung Kepanjen, lanjut Budi, sudah direplikasi lebih dari 101 Kabupaten dan Kota di Indonesia. Artinya TPA Talangagung telah dicontoh sebagai TPA yang bagus bukan hanya sebagai TPA Sampah namun bisa bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakatnya.
"Itulah sebabnya kami juga terus berinovasi agar bagaimana caranya di TPA Talangagung itu fasilitasnya juga bertambah. Mulai dari penganggaran sampai sarananya. Saat ini kami sudah pasang timbangan dan CCTV yang akan memantau aktivitas pengelolaan sampah setiap harinya," katanya, Selasa (13/3/2018).
TPA Talangagung, memang perwajahannya bukan sekedar tumpukan sampah begitu saja. Kawasan TPA Talangagung sudah bermetamorfosa menjadi kawasan hutan, perkebunan bahkan edukasi.
Bila kita menuju kawasan ini seperti kita memasuki kawasan wisata. Kiri kanan jalan sepanjang 1,5 kilometer perkebunan tebu yang subur. Begitu juga ketika mulai masuk ke kompleka TPA, seperti memasuki hutan wisata.
Pohon-pohon tumbuh rindang di atas lahan yang dulunya tumpukan sampah. "Tidak mengherankan bila inovasi ini telah mengundang banyak perhatian para pimpinan daerah di seluruh Indonesia untuk "berguru" soal pengelolaan sampah di Talangagung," ujar Budi.
Bukan hanya mengubah kawasan itu menjadi indah, namun TPA Talangagung juga dijadikan tempat Pusat Edukasi Lingkungan dan menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya yakni produksi gas metan.
Sampah-sampah yang dibuang di sana telah dikelola sedemikian rupa hingga menghasilkan gas metan yang bermanfaat sebagai bahan bakar di 250-an rumah tangga di sekitarnya.
Kadar Gas metan yang dihasilkan dari TPA Talangagung mencapai 60-65 persen. Gas ini dialirkan melalui pipa-pipa khusus ke rumah-rumah penduduk sampai sejauh 4 kilometer dengan kemampuan tekanan sampai 90 bar.
"Gas ini melayani penduduk 24 jam setiap hari, " tambah Rudi Santoso penanggungjawab TPA Talangagung. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |