Peristiwa Daerah

Miliki Nama Anak Raja Majapahit, Ini Kisah Dibalik Masjid Raden Fatah UB

Jumat, 06 April 2018 - 15:50 | 215.61k
Suasana peresmian Masjid Raden Fatah UB (FOTO: Imadudin/TIMES Indonesia)
Suasana peresmian Masjid Raden Fatah UB (FOTO: Imadudin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGMasjid Raden Fatah Universitas Brawijaya (UB) baru saja diresmikan, Jumat (6/4/2018). Nama Raden Fatah diambil dari nama anak raja Majapahit yang memiliki banyak nilai historis.

Raden Patah ialah raja Islam pertama di tanah Jawa yang merupakan putra dari Prabu Brawijaya Kertabumi, raja Majapahit.

Advertisement

Raden Fatah ini merupakan raja kerajaan Demak, yang juga merupakan salah satu kerajaan bersar islam pertama di Indonesia. 

Kerajaan besar Islam ini juga berperan penting dalam penyebaran ajaran islam di tanah Jawa dan Indonesia.

Bahkan, menurut sejarahnya, kerajaan ini juga kerajaan membantu Wali Songo dalam penyebaran Islam.

BACA JUGA: Resmikan Masjid Raden Patah UB, Wakapolri Kagumi Keindahan Arsitektur

"Nama ini juga sebagai bentuk penghormatan terhadap Raden Fatah," kata Ketua Takmir Masjid Raden Fatah, Unti Ludigdo.

Masjid Raden Fatah awalnya didirikan di atas lahan yang kecil pada tahun 1975 hanya mampu menampung kurang lebih 200 jamaah.

Namun, terus dikembangkan oleh beberapa Rektor UB era Prof Harsono, Prof Yogi Sugito, hingga Prof M Bisri. 

Masjid ini mengalami pemugaran, dengan merataka bangunan lama dan memulai pembangunan masjid yang baru dengan arsitektur bergaya Majapahit.

Bangunan masjid ini dirancang oleh Ir Ali Sukirno, dosen senior Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Pembangunan masjid dimulai pada tahun 2010 dengan total anggaran yang direncanakan sebesar Rp 43 Miliar. Masjid ini memiliki tiga lantai, dengan pemabngunana yang memakan waktu 8 tahun. 

"Penyelesaian masjid direalisasikan tiap tahun anggaran dan bersumber sepenuhnya dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan tidak menggunakan dana APBN maupun donatur," kata pria yang juga menjabat Dekan FISIP UB.

Setelah mengalami pemugaran, Masjid Raden Fatah kini bisa digunakan untuk beribadah dengan kapasitas 5.000 jamaah dan mencapai lebih dari 7.000 jamaah untuk kegiatan pengajian.

"Konsep masjid yang menghargai keragaman dalam khazanah pemikiran Islam, memajukan dakwah yang dapat menebar semangat ukhuwah dengan memperhatikan unsur-unsur kearifan lokal," terangnya. 

Unti mengatakan dalam arsitekturnya, mengandung logo MRP UB yang terinspirasi dari bentuk “gunungan” dalam pewayangan.

Pemilihan pola ini sebagai bagian dari unsur kearifan lokal yang turut menjiwai spirit penyebaran dan pengembangan peradaban Islam, khususnya di tanah Jawa. 

"Gunungan secara tradisional dimaknai sebagai pintu atau “al baab” dalam Bahasa Arab," katanya.

Ditambahkan, gunungan merupakan simbol pintu ilmu dan amal. Dalam hal ini fungsi masjid adalah menjadi pembuka bagi ilmu, di mana ilmu merupakan pembuka bagi amal. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Masjid Raden Fatah Universitas Brawijaya (UB) baru saja diresmikan oleh wakil ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga Wakapolri Komjen Pol Syafruddin.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES