Peristiwa Daerah

Tani Organik, Salah Satu Solusi Masalah Pertanian

Sabtu, 07 April 2018 - 14:57 | 254.59k
Pemuda tani asal Lamongan saat membuat fermentasi air kencing kelinci dan pupuk organik, Sabtu, (7/4/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Pemuda tani asal Lamongan saat membuat fermentasi air kencing kelinci dan pupuk organik, Sabtu, (7/4/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Konsep Tani Organik Berbasiskan Kearifan Lokal Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), yang dikembangkan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mampu melahirkan solusi permasalahan yang selama ini dihadapi petani. Salah satunya adalah padi organik.

Tak hanya sekedar menjalankan pertanian padi organik, dari Program Pemuda Tani Organik Kemenpora RI, para pemuda bisa mengatasi hama tikus hingga membuat pupuk organik sendiri.

Advertisement

Hasil-membuat-fermentasi-air-kencing-kelinci.jpg

Salah satu Pemuda Tani Lamongan, Muhammad Husni Mubarok menjelaskan padi organik yang dikembangkan menggunakan bahan yang sanggup mengusir hama, yang selama ini menjadi musuh bebuyutan para petani Lamongan.

“Urinenya atau air kencingnya kelinci itu bisa untuk mengusir hama tikus. Tapi urinenya kelinci harus sudah difermentasi,” ucapnya, seusai panen raya padi organik di Desa Kaligerman, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu, (7/4/2018).

Ia membeberkan, cara pembuatan anti hama tikus berbahan urine kelinci yang sangat sederhana prosesnya.

“Urinenya kelinci dicampur dengan kalsium Karbida (karbit), probiotik dan air kelapa. Setelah itu dicampur, kemudian adonan ini difermentasi selama lebih kurang 3 hari," tutur pemuda asal Dusun Kiringan, Desa Kemlagi Lor, Kecamatan Turi ini.

Setelah fermentasi, air kencing kelinci sudah bisa digunakan dengan cara disemprotkan ke tanaman padi, setelah dicampur dengan air. “Perbandingannya, 1 sendok plastik dicampurkan dengan 5 liter air.

"Tidak cuma mengusir Tikus, air kencing kelinci ini juga cocok bisa mencegah hama lain yang lain, semisal hama sundep," kata Husni.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, pertanian organik juga akan kembali menghidupkan dan menyuburkan PH tanah, setelah selama ini tandus akibat terpapar bahan-bahan kimiawi. “Kita coba menghidupkan tanah lagi PH tanah, PH-nya kita tambah,” katanya.

Husni menguraikan, untuk menghidupkan PH tanah yang sempat tandus, digunakan pupuk organik berupa Mikroba 5 yang bahan-bahannya berasal dari alam sekitar.

“Dengan konsep kearifan lokal, kita memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, kita pakai beras, tanah pohon bambu, gula merah, batang pisang, kotoran sapi dan lain-lain,” ujarnya.

Penggunaan pupuk berbahan alami, sambungnya, tidak banyak menyedot biaya, karena pembuatan Mikroba 5, langsung bisa digunakan hingga empat musim tanam.

“Untuk menggunakan pupuk organik itu cukup sekali membuat, setelah itu bisa dipakai sampai 4 sampai 5 kali musim tanam dan tidak perlu bikin pupuk lagi,” katanya.

Setelah berhasil melakukan ujicoba penggunaan pupuk di lahan demontration plot (demplot), Husni mengatakan, bakal mengembangkan pupuk organik. “Kita akan memroduksi secara masal,” tuturnya.

Namun, sebelum berhasil dalam pertanian padi organik ini, Ia harus berhadapan dengan tantangan yang ada di sekitarnya. Apalagi di tengah kanan kiri sawah tetangga masih menggunakan pupuk kimia.

“Sejak awal saya nanam sudah dicemooh tetangga. Padi saya kan tidak pernah hijau, kuning terus. Mereka bilang, kalau gak kuat beli pupuk, gak usah bertani. Saya tetap jalan terus. Padi subur itu tidak harus hijau. Itu salah kaprah. Sampai akhirnya saya bisa membuktikan hasilnya,” ujarnya.

Dan beras dari hasil tani organik juga lebih punel dan berimbas positif bagi kesehatan tubuh. Tidak seperti mengomsumsi makanan yang dikembangkan dengan bahan kimia. “Selama ini dalam ketidaksadaran kita dari segi makanan bahan kimia banyak efek-efek yang menyebabkan penyakit. Tapi kalau pakai padi organik di situ kita menaruh nutrisi kesehatan untuk badan,” tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES