Peristiwa Daerah

Minim SDM Pariwisata, Banyuwangi Harus Dukung PKKU

Sabtu, 07 April 2018 - 22:11 | 57.94k
Peserta PKKU Tahun 2017 saat Uji Kompetensi di Hotel Santika Banyuwangi (Foto : Dok.TIMES Indonesia)
Peserta PKKU Tahun 2017 saat Uji Kompetensi di Hotel Santika Banyuwangi (Foto : Dok.TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Beasiswa Pendidikan Kecakapan Unggulan (PKKUperhotelan dan pariwisata dinilai tepat dilaksanakan di Banyuwangi, Jawa Timur. Kemajuan sektor pariwisata mendorong berdirinya hotel berbintang dan munculnya industri penunjang.

Beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut bertujuan untuk mencetak ratusan tenaga kerja lokal yang terampil dibidang perhotelan dan pariwisata.

Advertisement

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi, Zaenal Muttaqin menyambut baik program PKKU yang dilaksanakan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Desy Education.

“Beasiswa ini bisa menambah SDM yang memiliki keterampilan dibidang pariwisata dan perhotelan. Kita harus akui Banyuwangi kekurangan stok (lulusan sekolah perhotelan),” ungkap Zaenal, Sabtu (7/4/2018).

Di Banyuwangi terdapat 60 hotel melati dan 3 hotel berbintang. Menurut Zaenal, jumlah tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan SDM lokal yang lulus uji kompetensi sebagai syarat untuk bekerja di perhotelan dan industri pariwisata lain.

“Sebenarnya hotel-hotel ingin merekrut warga lokal. Namun dari sekian pelamar tidak semuanya memiliki keahlian yang diperlukan. Sehingga lebih memilih karyawan dari luar daerah,” jelasnya.

Ketersediaan tenaga kerja lokal di Banyuwangi dinilai masih kalah dengan Malang, Surabaya, dan Bandung. Hal itu disebabkan karena minimnya sekolah perhotelan di Bumi Blambangan.

Sebelum tahun 2010, hampir tidak ada sekolah kejuruan di Banyuwangi yang membuka jurusan perhotelan. Hal itulah yang menjadi penyebab minimnya lulusan sekolah perhotelan saat ini.

Seiring tumbuhnya industri pariwisata di Banyuwangi, beberapa sekolah mulai berani membuka jurusan perhotelan dengan jumlah siswa yang terbatas.

“Termasuk juga Poliwangi ada jurusan perhotelan dan pariwisata,” lanjut Zaenal.

Namun demikian, tidak semua lulusan memiliki sertifikat uji kompetensi yang dikeluarkan lembaga sertifikasi kompetensi (LSK). Zaenal berharap, lulusan SMA/SMK bisa melanjutkan pendidikan dan pelatihan PKKU.

“Ini kan beasiswa, harus dimanfaatkan dengan baik. Bisa untuk memperdalam dan menambah pengalaman. Apalagi lulusannya langsung mendapat sertifikat uji kompetensi,”.

Untuk mendukung suksesnya program tersebut, PHRI siap membantu memberikan akses praktik kerja industri (prakerin) bagi para peserta.

Ke depan, lulusan PKKU diharapkan bisa menambah SDM perhotelan dan pariwisata di Banyuwangi, sehingga hotel dan industri pariwisata lain tidak perlu bersusah payah mencari tenaga kerja dari luar daerah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES