Peristiwa Daerah

Kondisi MCK di Desa-Desa di Lamongan Perlu Segera Diperhatikan

Sabtu, 14 April 2018 - 13:12 | 27.78k
Proses pembuatan MCK di rumah Mbah Rumisi tengah dikerjakan pekerja bangunan, Sabtu, (14/4/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Proses pembuatan MCK di rumah Mbah Rumisi tengah dikerjakan pekerja bangunan, Sabtu, (14/4/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Selama puluhan tahun mendiami rumah yang tidak memiliki sarana atau pun fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK), pastinya sangat menyulitkan. Akibat ketiadaan sarana MCK yang memadai seorang nenek yang tinggal warga Dusun Ploro, Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Mbah Rumisi, terpaksa hidup dengan kondisi jorok.

Ini bukan karena rendahnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan, tapi terpaksa tepatnya, karena Mbah Rumisi hidup dalam kekurang mampuan untuk memenuhi standar hidup bersih.

Advertisement

Si Mbah pun mengaku kesulitan jika harus buang air besar. “Saya gak punya WC sama kamar mandi, kalau kesulitan, terpaksa biang air besar di pojokan, nanti dibuang anak saya,” ucapnya lirih sambil sesekali menyeka air mata.

Proses-pembuatan-MCK-di-rumah-Mbah-Rumisi-A.jpg

Bahkan saat memasuki rumahnya yang berada di Dusun Ploro, RT 02 RW 04 yang dulunya sempat reot dan hampir roboh, sebelum dibangun Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) dalam program bedah rumah, bau menyengat pesing hidung langsung terasa.

“Saya kalau kencing ya di sini (dari atas tempat tidur), bawahnya diberi wadah, tiap pagi dibuang anak saya,” katanya.

Mbah Rumisi  yang memiliki sakit maag akut dan kaki bengkak ini, terpaksa hidup sendiri di rumah kecilnya.

“Gak tahu sakit apa, perutnya besar terus badannya panas terus,  ini baju ya dibasahin pakai air, kalau gak kuat,” ucap Mbah Rumisi yang tak berhenti meneteskan air mata.

Ketiadaan tiga orang anaknya pergi merantau, ke Malaysia, Tarakan, dan Solo untuk mengubah kehidupan mereka dan, dua anak perempuannya yang tinggal satu desa, juga hidup dalam ketidak mampuan ekonomi, membuat Mbah Rumisi harus menjalani masa tuanya yang sakit-sakitan.

Proses-pembuatan-MCK-di-rumah-Mbah-Rumisi-B.jpg

Parahnya (sakit) sudah setahun ini, dulu masih bisa jalan ke warung cari obat, sekarang gak bisa sama sekali, di rumah saja. Kalau sakit ya tetangga yang ikut rawat, sama anak saya yang nanggung juga,” tuturnya.  

Penderitaan yang dialami Mbah Rumisi ini pun terdengar oleh Komunitas BERKAS (berbagi dengan iklas) bersama Polsek Babat. Mereka tergerak untuk meringkan beban penderitaan Mbah Rumisi di usia senjanya.

“Jadi saat ini kita memberikan bantuan pembuatan MCK karena beliaunya itu merupakan warga yang kurang beruntung dan di usia senjanya ini beliau sedang sakit dan tidak memiliki fasilitas MCK,” kata Anggota Berkas dan Anggota Kepolisian di Polsek Babat, Bripka Purnomo.

Menurutnya, pembuatan MCK tersebut atas permintaan Mbah Rumisi, ketika Berkas dan Polsek Babat hendak memberikan bantuan sembako dan santunan dua anak yatim cucu Mbah Rumisi.

“Beliaunya bilang tidak mau diberi uang atau sembako, tapi minta dibuatkan MCK. Jadi kemarin kami bersama teman-teman lainnya kita sepakat membantu membuatkan MCK,” ujarnya. Kini, MCK di Lamongan itu masih dalam tahap pengerjaan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES