Peristiwa Daerah

Hama Ulat Menyebar, Petani Tambak di Gresik Merugi

Selasa, 17 April 2018 - 16:32 | 63.23k
Petani tambak Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah membakar ulat beserta daun dan ranting pohon mangrove. (FOTO : Akmal/TIMES Indonesia)
Petani tambak Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah membakar ulat beserta daun dan ranting pohon mangrove. (FOTO : Akmal/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, GRESIKPetani tambak Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, merugi. Kerugian itu diakibatkan lahan tambak petani terserang hama ulat. Kotoran ulat bercampur dengan air tambak hingga hitam pekat. 

Untuk meminimalisir ulat ke pemukiman, puluhan warga membakar ranting dan daun pohon mangrove yang terkena hama ulat. 

Advertisement

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan hama ulat yang sudah menyebar sejak dua minggu terakhir. Ulat itu menempel di daun hingga ranting pohon mangrove. 

Ulat.jpg

Dampak adanya hama tersebut, pohon mangrove yang terdapat di areal pertambakan warga menjadi kering dan daunnya rontok. 

Tak hanya itu, ekosistem yang berada di area tersebut rusak. Ratusan hektare tambak warga kotor terkena kotoran ulat. Hal itu yang menyebabkan ikan yang di budidayakan warga mati mendadak. 

Ulat-Bulu-2.jpg

"Airnya kotor, ikannya pada mati dan karena gersang kepiting tidak ada. Ini karena kotoran ulat bercampur di air tambak," kata Ainul Humam, petani tambak Desa Pangkahkulon, Selasa (17/4/2018). 

Humam menjelaskan, kerugian yang ditaksir akibat adanya hama ulat tersebut membuat petani tambak merugi. Dirinya menyontohkan, dari tiga hektare lahan miliknya yang diisi ikan bandeng, hanya separuh ikan yang masih bisa di panen. 

Dirinya menambahkan, musibah hama ini sangat merugikan petani tambak yang berada di Desa Pangkahkulon. Humam sendiri, mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah. 

"Rata-rata mengeluh tentang dampak dari adanya ulat ini, air jadi keruh terkena kotoran ulat. Saking banyaknya, hingga air tambak menjadi hitam pekat," tandasnya. 

Kepala Desa Pangkahkulon, Ahmad Fauron meminta kepada pihak terkait agar segera bertindak dengan adanya musibah ini. Dirinya menjelaskan, musibah hama ulat ini baru pertama kali menyerang lahan tambak warga. 

Ulat-Bulu.jpg

"Kami berharap dinas terkait dapat bertindak. Ini musibah, petambak merugi. Ekosistem juga rusak, pohon mangrove ini kalau sudah dimakan ulat pasti akan mati dan bisa jadi areal petambakan akan longsor terkena abrasi jika mangrove rusak," jelasnya. 

Dari kejadian ini, pihak desa merinci, terdapat ratusan hektare lahan pertambakan yang terkena hama ulat. Selain ekosistem rusak, petani tambak di Desa Pangkahkulon merugi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES