Makam Bujuk Salama, Wisata Religi Baru di Bondowoso

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Makam Bujuk Salama di desa Sukokerto, Kecamatan Pujer Bondowoso, kini menjadi wisata religi baru yang sering dipadati ribuan peziarah dan pengunjung, baik dalam daerah dan dan luar daerah Bondowoso.
Kata Sairozi, jurukunci dan masih keturunan Bujuk Salamamenyampaikan, nama asli bujuk Salama adalah Ahmad alias Salama, keturunan dari Pangeran Tahtar alias Sultan Admaning Karah, salah satu tokoh panutan dari Batu Putih pulau Madura
Advertisement
Katanya, makam Bujuk Salama ditemukan pada bulan Desember 2015, di tengah sawah di atas bukit kecil setinggi tiga meter di Dusum Palalangan, Desa Sukokerto oleh warga setempat.
Menurut cerita turun temurun, Bujuk Salama dulunya adalah pengembara dari pulau Madura yang menetap di dusun Palalangan desa Sukokerto.
Warga desa hanya mengenal sosok Bujuk Salama ini sebagai seorang tokoh yang bijaksana dan rendah hati yang pertama kali membuka dan membabat hutan di Palalangan saat masih berupa hutan rimba untuk dijadikan pemukiman dan lahan pertanian.
"Tidak ada catatan sejarah yang pasti tentang beliau mulai menetap di dusun Palalangan desa," katanya.
Berdasarkan cerita turun temurun juga, Bujuk Salama adalah ahli tirakat puasa. Konon, kata Sairozi, kalau beliau berbuka puasa cukup makan dengan menggunakan tiga jari tangannya.
“Dan kalau beliau meludah, beliau tidak sembarangan meludah. Beliau meludah ke dalam tempurung kelapa yang sudah disediakan karena takut ludahnya terinjak anak dan cucunya. Kalau terinjak, sekalipun binatang, maka akan terkena musibah,” kata Rozi mengisahkan sosok Bujuk Salama.
Bujuk Salama menurut yang dikisahkan Sairozi, dkaruniai empat orang anak. Dua orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Dan sebagian keturunannya tinggal di desa Sukokerto ini.
Sementara Masul, salah satu pendamping wisata lokal Desa Sukokerto mengatakan makam Bujuk Salama ini jika dirawat dan dikelola dengan baik, bisa jadi berefek pada meningkatnya pendapatan masyarakat yang bermukim di sekitar makam.“Sudah banyak bukti makam seorang tokoh ulama, dapat memberi efek positif bagi masyarakat di sekitarnya,” kata Masul.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |