Peristiwa Daerah

Duel El Clasico di Laga Pilgub Jatim

Sabtu, 28 April 2018 - 10:05 | 29.92k
Pemaparan survey SSC temukan hasil mengejutkan di mana kedua paslon Pilgub Jatim bersaing secara ketat, Jumat (27/4/2018). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Pemaparan survey SSC temukan hasil mengejutkan di mana kedua paslon Pilgub Jatim bersaing secara ketat, Jumat (27/4/2018). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Menjelang dua bulan pelaksanaan Pilkada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur, Lembaga Riset Surabaya Survey Center (SSC), melakukan survei opini publik terkait dengan kontestasi, sikap dan perilaku pemilih masyarakat Jatim. Survey SSC kali ini menunjukkan adanya persaingan yang sengit, kompetitif dan ketat diantara kedua paslon yang berkontestasi. 

“Ibarat sebuah pertandingan ini adalah laga el clasico,” papar Edy Marzuki, Direktur Penelitian SSC, saat dijumpai di acara “Palagan Setanding dan Sebanding” yang dihelat SSC di Yello Hotel Jemursari, Surabaya, Jumat (27/4/2018).

Baik Gus Ipul maupun Khofifah populer sebagai sesama NU nasionalis. Meskipun menurut hasil SSC, top of mind sangat tipis antar keduanya, di mana Khofifah meraih angka 22,3 persen dan Gus Ipul 22 persen. Di sisi lain, Gus Ipul dikatakan lebih baik meskipun tipis perbandingannya dengan Khofifah.

Tapi sekali lagi menurut Edy, paslon tidak boleh lengah. Karena 73,1 persen responden menjawab sudah mantap dengan pilihannya dan kemungkinan berubah 26,9 persen.

“Pertarungan pilgub Jatim akan sangat ditentukan oleh wakilnya. Siapa di antara keduanya membawa pundi suara lebih banyak akan membawa pasangannya untuk menang. Khofifah - Gus Ipul sama - sama populer,” papar Edy.

Survei SSC periode ini mengukur pengetahuan dan  potensi partisipasi pemilih, mengukur popularitas, akseptabilitas, mengukur kemantapan dalam pilihan dan juga kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, elektabilitas parpol dan pilpres di Jatim serta  faktor-faktor penentu pilihan di Pilgub Jatim 2018. Selain itu juga mengukur faktor-faktor mutakhir yang diduga bisa menjadi kompas dan petunjuk bagi peningkatan kualitas pilkada dan kepentingan praktis dalam pilkada.

Edy menambahkan, kesempatan memaparkan hasil survey tersebut sangat dinanti usai Desember akhir tahun lalu melakukan rilis. Menggunakan 1220 responden di 38 kabupaten di Jatim. Selanjutnya dilakukan Primary Sampling Unit untuk menemukan responden secara acak dan ilmiah sehingga hasilnya valid.

“Palagan Setanding dan Sebanding ini menarik dibanding provinsi yang lain. Jika kita tahu palagan seperti sebuah pertempuran,” sambungnya.

SSC meramu empat skenario besar terkait masih tingginya angka undecided voters yang menghias perebutan suara pada elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jatim 2018.

Ramuan skenario yang disinyalir mampu memenangkan salah satu paslon yang sedang berkancah dalam pilgub Jatim ini, diantaranya dapat memenangkan pasangan KIP-Emil dengan kedudukan 3 : 1 dengan pasangan GI-Puti.

Skenario pertama yang memenangkan pasangan KIP-Emil, akan terjadi jika cut off. Dimana besaran suara undecided voters dianggap sebagai golput, sehingga komposisi perolehan suara menjadi 51.2 - 48.8 antara KIP-Emil dan GI-Puti. 

Skenario kedua, masih memenangkan pasangan KIP-Emil, jika besaran suara undecided votersterlimpahkan semuanya pada KIP-Emil, sehingga komposisi perolehan suara menjadi 60.8 – 39.2 atas KIP-Emil.

Skenario ketiga tentu saja akan menguntungkan pasangan GI-Puti sebagai pemenang, dengan catatan, besaran angkaundecided voters dilimpahkan semuanya kepada GI-Puti dengan komposisi perbandingan 41.1 – 58.9 atas GI-Puti.

Melengkapi kemenangan 3 : 1 atas KIP-Emil, skenario yang ke empat tentu saja akan dimenangkan oleh pasangan KIP-Emil dengan komposisi 50.95 – 49.05, dengan catatan besaran angka undecided voters dibagi sama rata pada kedua paslon.

“Mengingat popularitas KIP dan GI yang sudah diatas 90 persen, artinya yang memungkinkan untuk memainkan peran merebut angka undecided voters adalah wakil dari keduanya, yaitu Mas Emil dan Mba Puti,” ucap Direktur Utama SSC, Mochtar W. Oetomo.

Menurut Mochtar, jika pandai memainkan peran dan mengembangkan strategi dan aksi-aksi pemenangan yang brilliant, maka tak menutup kemungkinan paslon yang mampu mengeksplor wakilnya dan memanfaatkan momentum sebaik mungkinlah yang akan memenangkan pertarungan.

“Merujuk pada skenario ini, tentu saja kubu KIP-Emil boleh berbesar hati. Namun jika kubu GI-Puti bermanuver dan memaksimalkan kerja tim dengan menonjolkan segala potensi yang dimiliki Puti, maka kubu KIP-Emil sebijaknya harus berpikir ulang untuk hanya cukup dengan kebanggan itu,” jelas pengamat politik senior dari Universitas Trunojoyo Madura itu.

Mochtar menambahkan, dinamika yang terjadi di Jatim sangatlah dinamis dan cepat sekali mengalami perubahan yang signifikan. Seperti halnya besarnya angka undecided voters pada Desember 2017 lalu turun cukup curam pada April 2018, yang memungkinkan membantah prediksi angka golput pada Pilgub Jatim 2018 berkisar di 20-30 persen. 

Dalam kata lain penurunanundecided voters hingga 10.2 persen itu menegaskan pentingnya peranan angka undecided votersdalam palagan pertarungan sebanding ini.

”Apapun, kemenangan sebijaknya haruslahlegitimate,” pungkas pria berkacamata itu.

Survey yang menggunakan metodemultistage random sampling ini dilakukan pada tanggal 11-19 April 2018 di 38 kabupaten/kota di Jatim. Survey dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of error 2.81%, level of confidence 95% dan jumlah sampel 1220 responden.Sebagai bentuk kendali mutu, survei ini di lengkapi dengan metode spot check hingga 20% dari total responden.

Mochtar mengatakan bahwa survei opini publik amat penting dan strategis mengingat waktu pemilihan tinggal dua bulan lagi. Data survey kali ini bisa menjadi gambaran dinamika terbaru dan juga petunjuk (kompas jalan) mengenai pilkada Jatim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES