Petirtan Kuno di Pasuruan Diduga dari Zaman Kerajaan Hindu

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Situs bersejarah yang diduga merupakan petirtan kuno yang terletak di Dusun Sendang, Desa Manikrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, dipastikan merupakan peninggalan bersejarah pada jaman kerajaan Hindu.
Hal tersebut dijelaskan oleh Bastian Andi Aveno, salah seorang tim penggalian situs yang ditunjuk oleh Disbudpar Kabupaten Pasuruan.
Advertisement
"Dari bahan dan struktur batu bata merah yang ditemukan di lokasi sendang ini, bisa dipastikan bahwa ini merupakan peninggalan bangunan pada jaman kerajaan Hindu. Nah, untuk lebih memastikannya lagi, maka kami melakukan pengambilan sample dan dokumentasi untuk dikirim ke BPCB Trowulan," jelas Bastian.
Menurut Bastian, guna mengetahui lebih detail lagi terkait struktur bangunan, dan luas areal petirtan yang biasa disebut oleh masyarakat setempat sebagai "Sendang Beji" itu, maka pihaknya melakukan pengurasan air sendang sejak Sabtu (28/4/2018) kemarin.
"Setelah mendapatkan laporan dan kiriman contoh batu-bata yang cukup besar ini serta temuan-temuan lainnya, maka kami segera melakukan penggalian dan pendataan ke lokasi ini. Alhamdulillah, Disbudpar mensuport penuh untuk penelusuran sejarah ini," terang Bastian.
Sementara itu dari penelusuran di lokasi, air yang memenuhi sendang tersebut ternyata berasal dari resapan air sawah dan limpahan dari sumur bor artesis milik warga.
"Ini dulu sudah pernah dikuras juga oleh warga desa, dan ditemukan sejumlah koin logam dan beberapa pecahan gerabah. Namun karena tidak ada respon dari Pemkab setempat, maka warga kemudian membiarkan saja Sendang ini tanpa mengetahui asal-usul sejarahnya," kata Bastian.
Hingga akhirnya, Disbudpar Kabupaten Pasuruan kemudian memutuskan untuk menggali sejarah terkait keberadaan situs petirtan Sendang Beji ini.
"Bila ditilik dari susunan batu bata yang hanya mempunyai satu tingkat, maka petirtan ini dulunya dipakai oleh para kaum Brahma atau bangsawan. Hal ini juga diperkuat dengan ukuran koin logam (satak) yang lebih besar pada umumnya yang ditemukan disekitar Sendang ini. Di mana pada zaman kerajaan Hindu, satak yang berukuran besar dimiliki oleh para bangsawan," terang Bastian lagi. Namun pihaknya masih ingin memastikan lagi terkait dengan struktur bangunan dan luas areal petirtan tersebut, dimana sebagai acuan bagi para peneliti dari BPCB Trowulan nantinya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |