Berkunjung ke Festival Bambu Gintangan 2018, Seperti apa Situasi Hari Pertama?

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Setiap tahun, Desa Gintangan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar even bertajuk ‘Festival Bambu Gintangan’. Ribuan orang berdatangan untuk menyaksikan karnaval kostum berbahan bambu hasil karya warga setempat.
Dan untuk tahun ini, Festival Bambu Gintangan dilaksanakan pada tanggal 5 hingga 6 Mei 2018.
Advertisement
Di hari pertama, Sabtu (5/5/2018) kemarin, panitia menggelar kegiatan Nganyam Bareng diikuti oleh ratusan peserta, terdiri dari pelajar tingkat SD, SMP, dan para perajin.
Memasuki pintu gerbang sisi barat, puluhan anak-anak berseragam olahraga bertuliskan SDN 2 Gintangan duduk bergerombol di pinggir jalan sembari belajar menganyam.
“Sepertinya panitia memang tidak menyediakan tempat khusus untuk mereka,” jelas warga setempat, Abdul Hamid.
Namun demikian, anak-anak itu tetap semangat menganyam. Mereka belum begitu lihai, tapi upaya mereka untuk tampil mempromosikan diri sebagai pengerajin cilik layak dihargai.
Menurut guru SDN 2 Gintangan, Dian Savitri, tujuan Nganyam Bareng adalah untuk mengenalkan dasar membuat kerajinan bambu kepada anak-anak.
Sementara itu, beberapa perajin tua sungguh lihai menganyam. Beberapa jenis kerajinan yang mereka hasilkan diantaranya Kukusan, Tenong, Welasah, dan Ereg.
Dihibur Kesenian Tethek, Barong, dan Terbang
Di waktu yang sama, lebih dari lima grup kesenian lokal; terbang kuntulan, thethek, dan barong ditampilkan untuk meramaikan acara dan menghibur pengunjung.
Mereka para wiyogo (penabuh) unjuk aksi di pinggir jalan tanpa pentas atau tempat yang di desain khusus layaknya suatu pertunjukan.
Mereka berkumpul di teras-teras toko sambil memainkan alat musik tradisional. Alunan lagu-lagu suku Oseng ramai terdengar hampir seantero desa.
Atraksi seni barong Arjuna Sakti mampu membuat penonton berdecak kagum. Barong pimpinan Bagus Hariyanto ini memang dikenal sebagai salah satu kesenian terbaik di Banyuwangi.
Barong Arjuna Sakti pernah ditampilkan pada even-even skala besar, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, BEC, dan tampil di hadapan Presiden Joko Widodo.
Stand Pameran dipenuhi Penjual Es dan Jajanan Lebaran
Tidak ditemukan pameran hasil kerajinan bambu di jalan utama desa. Meski terdapat pondok bambu kosong. Yang terlihat hanya jajaran lampion kukusan yang berjajar di depan rumah warga.
Puluhan tenda kerucut untuk stan pameran ditempatkan di jalan menuju Desa Kaligung. Tenda sebanyak itu lebih banyak ditempati pedagang jajanan lebaran, baju, dan minuman.
Untuk pameran kerajinan bambu, hanya tersedia tiga unit tenda. Menurut penjaga stan ‘Widya Karya’, Alfian, dua tenda yang kosong disediakan untuk dua toko kerajinan yang lain.
“Yang dua ini mungkin untuk Cak Buang (Cindy Ayu Handycraft) dan Cak Untung (Aulia Handycraft),” jelas Alfian.
Gladi Bersih Berlangsung Hingga Malam Hari
Untuk persiapan pelaksanaan karnaval kostum bambu Festival Bambu Gintangan di Banyuwangi pada hari kedua, seluruh peserta melaksanakan gladi bersih di atas panggung. Peserta berlatih sambil mengenakan kostum bambu hasil karyanya sendiri. Para penampil dipersiapkan untuk mematangkan koreografi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |