Peristiwa Daerah

Festival Sego Boranan, Ikon Baru Lamongan

Sabtu, 26 Mei 2018 - 20:03 | 59.85k
Bupati Lamongan Fadeli memamerkan ikan sili sebagai salah satu lauk khas Sego Boranan dalam Festival Sego Boranan, di depan Pendopo Lokatantra Kabupaten Bojonegoro, Sabtu, (26/5/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Bupati Lamongan Fadeli memamerkan ikan sili sebagai salah satu lauk khas Sego Boranan dalam Festival Sego Boranan, di depan Pendopo Lokatantra Kabupaten Bojonegoro, Sabtu, (26/5/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Momen puncak peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-449, Sabtu 26 Mei 2018, dijadikan sebagai pencanangan Festival Sego Boranan sebagai ikon Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

“Hari Jadi Lamongan yang ke-449, salah satu ikon barunya Lamongan yaitu Festival Sego Boranan. Sego Boran ini sebetulnya sudah cukup lama, tapi saya ingin menjadikan ikon baru, karena sekarang ini sudah dikemas dengan pelayanan yang lebih baik,” ucap Bupati Lamongan, Fadeli, Sabtu, (26/5/2018).

Advertisement

Bupati-Fadeli-B.jpg

Festival Sego Boranan yang baru pertama kali digelar ini, di depan Pendopo Lokatantra dan di sepanjang Jalan Achmad Yani ini, mengundang animo atau peminat yang cukup besar. Sebab, tak hanya warga Lamongan saja, tetapi juga mampu menyedot perhatian dari warga di sekitar Lamongan.

Fadeli pun punya keinginan lebih terhadap Festival Sego Boranan ini. “Saya ingin memperkenalkan ini ke tingkat nasional, bahkan dunia. Mudah-mudahan ini bisa mendorong makanan khas Lamongan menjadi makanan yang terkenal, dan diminati tidak hanya masyarakat Lamongan, tapi juga masyarakat secara nasional,” kata Fadeli.

Menurutnya, orang yang datang ke Lamongan tidak akan lengkap tanpa terlebih dahulu mencicipi Sego Boranan. Sebab, Rasa Sego Boranan sangat khas, berbeda dan tidak ditemukan di daerah lain.

“Orang kalau belum pernah makan nasi boran itu katanya bikin murus (sakit perut), tapi kalau sudah dua atau tiga kali pasti ketagihan,” tuturnya. Apalagi, dalam penyajiannya, Sego Boranan sekarang lebih higienis. “Kalau dulu masih "ndemprok” (duduk), sekarang ini minimal harus ada gelaran tikar atau kursi,” katanya.

Untuk di ketahui, Sego Boranan ini memiliki keunikan, karena hanya dibuat oleh warga di Dusun Kaotan, Desa Sumberejo, Kecamatan Lamongan. Dinamakan Sego Boranan, karena nasinya diletakkan dalam wadah bambu yang disebut boran.

Kuliner ini kerap dihidangkan dalam pincuk daun pisang, dengan beragam lauk pilihan. Mulai ikan gabus, bandeng, ayam, hingga yang paling khas ikan sili asap. Nasi dan lauk ini kemudian dilumuri dengan sambel boran yang terkenal pedas, didampingi toping sayur kerawu, empok dan rempeyek.

“Nasi boran ini menunya ada ikan sili, karena ikan sili itu hanya ada di Kabupaten Lamongan, juga ada empuk, ada peltok, ada masin (sambal hijau), masin ini rasanya maknyus,” ujarnya.

Bahkan, ditambahkannya, kuliner Sego Boranan khas Lamongan ini direncanakan akan dipatenkan.  “Segera mematenkan nasi boran ini, mumpung belum diserobot kabupaten lain. Kalau sudah diambil kabupaten lain ini bahaya, ikon Kabupaten Lamongan akan hilang,” ucapnya menambahkan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES