Peristiwa Daerah

Aneka Kejutan Dipuncak Safari Ramadhan PT Anugerah Citra Abadi

Sabtu, 09 Juni 2018 - 20:58 | 186.98k
Anang Hermansyah, Ashanti dan Aurel ikut safari ramadhan PT Anugerah Citra Abadi bersama Iwan Kurniawan mereka menghibur anak yatim piatu. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Anang Hermansyah, Ashanti dan Aurel ikut safari ramadhan PT Anugerah Citra Abadi bersama Iwan Kurniawan mereka menghibur anak yatim piatu. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Puncak Safari Ramadhan PT Anugerah Citra Abadi (PT ACA), yang dipimpin sendiri oleh bosnya, Iwan Kurniawan, Sabtu (9/6/2018), banyak kejutan.

Kejutan pertama, ketika rombongan ini menyantuni 473 anak yatim piatu di desa Hardjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjingwetan, Kabupaten Malang, dikejutkan dengan kehadiran keluarga Anang Hermansyah-Ashanti.

Advertisement

Kejutan lain, ternyata keluarga Anang tidak sekedar datang namun juga ikut berinteraksi serta bernyanyi  menghibur anak yatim piatu itu bersama Bian Gindas, Gwen dan Fera Chocolatos.

Ashanti-A.jpg

Kejutan ketiga, saat melakukan santunan untuk 661 anak yatim se Kecamatan Turen di rumah pengusaha kripik cap Lumba-Lumba, Sucipto di desa Talok, Kecamatan Turen, seluruh rombongan diajak keliling di pabrik keripik itu.

Konon akan ada kerjasama antara bos Pabrik Kripik Lumba-Lumba, Sucipto dengan bos PT Anugerah Citra Abadi serta Anang Hermansyah untuk ke depan.

Bagaimana bentuk kerjasama untuk pengembangan itu masih belum dibicarakan lebih lanjut oleh Three Musketeer ini.

Ashanti-B.jpg

Suasana menjadi semakin meriah karena Ashanti dan Aurel saat di rumah Sucipto juga berinteraksi dan menyanyikan lagu-lagu dangdut. Ada yang minta lagu lagu Sayang, Bojo galak dan sebagainya. 

Ketika tiba saatnya Kultum (Kuliah Tujuh Menit) oleh mubalig KH Kolili suasana juga semakin heboh, karena contoh yang diberikan tentang kehidupan orang jaman sekarang lewat joke-jokenya sangat mengena.

"Perkembangan jaman semakin lama tidak semakin bagus namun semakin jelek," kata Kholili mengawali.

Ia langsung mengungkapkan persoalan itu karena jaman sekarang anak kecil sudah tahu tentang persoalan orang dewasa yang sebenarnya bukan maqomnya.

Ia kemudian meruntun dengan lagu. Tahun 1960 an ada lagu syairnya "berdosakah bila kucium jarimu dalam mimpiku". Hanya dengan  mimpi seperti itu jaman itu perawan jaman itu sudah sedih.

Tahun 1980 an sudah berubah ketika ada nyanyian yang liriknya "hangat pelukan yang masih kurasa, oh kasih...oh sayang".

"Era tahun 1960-1980-an sudah seperti itu mbak. Itu fakta," ujar Kholili sembari menoleh ke Ashanti, istri Anang Hermansyah.

Tahun 1990 an nyanyiannya semakin mengajak resah. Liriknya begini "neng ayo neng, ayo main pacar-pacaran. Daripada pacar beneran, pikiran pusing tidak karuan, belum dicium kok eneng nyosor duluan".

"Coba perhatikan tahun '60 an eneng itu mimpi mencium jari saja sudah takut. Tapi tahun 1980-1990 sudah jadi bebek mas Anang, soal sudah nyosor duluan," kata Kholili yang kemudian disambut tawa termasuk Anang Hermansyah.

Tahun 2000 liriknya berubah lagi begini "cucak rowo dowo buntute, buntute sing akeh wulune yen digoyang ser ser aduk enake".

"Nah semakin bagus apa semakin jelek?," tanya Kholili yang disambut serempak yang hadir "semakin jelek!.

"Inilah yang saya katakan dunia ini semakin jelek. Kalau tidak diantisipasi dengan agama ya wassallam. Maka doakan pak Iwan Kurniawan (PT ACA) membangun Pondok Pesantren seluas 20 hektare segera direalisasikan. Untuk ananda yatim piatu. Maka nanti anak yatim piatu itu akan dipotongi santri," tegas Kholili. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES