Berawal dari Corat Coret Tembok, Vika Tampil Sebagai Pelukis Berbakat

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Vika Aurelia Di Santoso (12) siswa kelas V di SD Muhammadiyah Purbalingga, sejak kecil suka corat-coret tembok rumahnya. Namun, kini menjadi juara 1 melukis tingkat Kabupaten Purbalingga dan siap berkompetisi di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Vika, sapaan akrabnya yang lahir 24 Desember 2006, memang bercita cita menjadi pelukis handal dan profesor. Gadis yang menyukai mata pelajaran IPA dan IPS ini sudah banyak mengoleksi piala, mulai dari juara melukis, mewarnai dan kaligrafi.
Advertisement
“Ya dulu suka gambar, coret-coret tembok rumah di garasi. Sejak kecil kelas 1 SD sudah suka melukis dan sudah sering juara. Di rumah sudah banyak piala, ada 22,” kata pelukis cilik yang baru-baru ini meraih juara 1 melukis pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Purbalingga ini.
Menurut cerita gadis kecil yang suka warna biru serta jalan-jalan ini, bakat menggambar atau melukis diperolehnya sejak kecil. Karena ibunya juga suka melukis dan selalu rajin melatih. Bahkan jika akan mengikuti perlombaan, Vika belajar dengan guru khusus menggambar.
Kabid Kesiswaan SD Muhammadiyah Purbalingga, Ali Nurochman, mengatakan Vika selain memiliki bakat seni melukis, ia juga memiliki prestasi akademik disekolahnya.
“Sejak kelas 1 Vika selalu rangking 1 atau 2, dan anaknya ceria dan pemberani,” katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (5/4/2018).
Catatan prestasinya, lanjutnya, seperti juara 1 kaligrafi tingkat Kecamatan tahun 2017, medali perak pada Olyq di Bandung. Lalu, juara III tingkat Kabupaten tahun 2017, juara 1 tingkat Kecamatan tahun 2018, juata 1 Tingkat Kabupten 2018 dan lain-lain.
“Di Sekolah Vika juga ikut ekskul menggambar dan kaligrafi. Dan saat ini, Vika sedang konsentrasi untuk persiapan diajang FLS2N tingkat Provinsi Jawa Tengah, mewakili kabupaten Purbalingga,” katanya.
Ibu dari Vika, Sundari Apriliana, secara terpisah juga menceritakan bakat menggambar sudah terlihat sejak sebelum sekolah. Mulai dari corat-coret tembok, kertas bahkan tembok rumah.
“Tadinya saya larang, tapi tetep coret-coret. Tembok sudah di cat ulang lalu di gambar lagi. Melihat bakat di situ, saya kemudian arahkan untuk coret-coret di kertas. Lama-lama jadi suka dan hoby,” katanya.
Sundari bercerita, sejak dari PAUD-TK, Vika sudah melukis secara otodidak. Vika juga sudah sering juara mewarnai dan lain-lain. "Kebetulan di SD Muhammadiyah, Vika sering mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh Yayasan dan Dinas terkait, jadi semakin saya asah dan diarahkan hobinya," ucapnya.
Kurang lebih ada 22 piala yang diraih Vika. Selain lomba dari sekolah atau Dinas terkait, Vika juga rajin ikut even atau lomba secara pribadi sampai ke Banjarnegara, Purwokerto dan sekitarnya.
"Pada persiapan lomba tingkat Kabupaten kemarin, selain saya bimbing di rumah juga saya masukan ke Sanggar Lukis, supaya Vika tidak ketinggalan dengan ilmu dan teknik menggambar atau mewarnai terbaru," ucapnya.
Untuk persiapan ke provinsi juga selain pembimbingan di rumah berlatih Ke Sanggar Lukis Terdekat, karena kompetisi di tingkat Provinsi akan lebih sulit lagi.
“Selain berdoa, harus berlatih, berlatih dan berlatih itu kuncinya. Alhamdulilah dalam pelajaran Vika juga tidak mengabaikan berperingkat 1 atau 2 karena saya selalu memantau dan mengarahkan antara hobi dan sekolah," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |